Mohon tunggu...
Annisa Rahmanita Azzahra
Annisa Rahmanita Azzahra Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Pemudi Yang Mencintai Negeri Ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Alasan Kenapa Kita Harus Berhenti Menjadi Cebong atau Kadrun

6 Desember 2022   05:22 Diperbarui: 6 Desember 2022   05:30 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cebong dan Kadrun (Sumber Gambar: Jawa Pos)

Tahun politik 2024 memang masih jauh, namun riak-riak politik tampaknya sudah mulai ramai. Mesin-mesin panas kini telah ditembakkan masing-masing kubu untuk menyerang satu sama lain. Ada suatu 'Warisan' buruk yang ditinggalkan oleh para veteran politik saat itu yaitu narasi 'Cebong' dan 'Kadrun'. 

Bagi saya pribadi atau mungkin anda juga, kedua panggilan itu bermakna cacian bahkan hinaan. Mungkin anda juga setuju dengan saya kalau panggilan itu memang tidak pantas digunakan kapanpun atau dimanapun. Sejak pilpres 2019, kedua kubu ini memang sudah menjadi masalah bagi bangsa ini. Tetapi saya juga perlu menjelaskan siapa kedua kubu ini

Kubu pertama ini ialah, Kadrun kubu ini sering kali dikenal sebagai kubu yang konservatif-agamis bahkan bisa dikatakan kelompok ekstrimis bahkan radikal. Meski demikian, tidak semua kelompok konservatif-agamis itu ekstrimis ataupun radikal. Karena, banyak juga dari kubu konservatif-agamis ini yang moderat bahkan sudah mulai terbuka dengan perbedaan. 

Saya pernah punya teman sebangku SMA yang dulunya anak Rohis disekolahnya, lalu jadi aktivis LDK dan sekarang kini dia kader PKS. Ketika saya bersilaturrahim dengan ke rumah dia. Dia baik dan ramah sekali, tidak satupun kata-kata kebencian yang keluar dari tutur katanya. Bahkan ketika saya tanyakan soal isu-isu sikap politik PKS yang sering dinyinyirin banyak pihak, dia menjawab dengan santai dan sama sekali tidak ada kemarahan dari raut wajahnya. 

Perlu digaris bawahi, kadrun is not a Muslim, but only some people. Kaum ini Fatwa aja udah seabrek, mengaku kaum yang paling ta'at beragama, kelompoknya lebih berhak masuk surga dan mudah sekali mengkafirkan bahkan membid'ahkan sesama kaum muslimin. Ada contohnya? Wahabi (Salafi) salah satu contohnya. Kelompok ini sering kali ribut dengan NU, Muhammadiyah bahkan Gerakan Tarbiyah sekalipun. Kelompok ini sangat gemar meng-'kudeta' Masjid-Masjid Moderat dan Masjid-Masjid yang menjadi basis NU dan Muhammadiyah

Kubu Kedua ini ialah, Cebong. Kubu ini sering kali disebut kubu konservatif-liberal. Sering kali, kaum ini menggunakan emot bendera pada nama akun mereka baik itu di Instagram ataupun Twitter. Tetapi, sepengetahuan saya lebih banyak di Twitter. Apa buktinya? ya lihat saja, kalau ada akun bendera merah-putih sudah dipastikan itu mereka atau di bio-akun Instagram atau Twitter ada tulisan 'NKRI Harga Mati' atau membela figurnya. 

Meski tidak semuanya demikian tetapi, kenyataannya demikian. Kelompok ini sebetulnya tidak ada bedanya dengan kadrun, hanya saja beda kutub. Persamaanya, ketika figur pemimpin mereka dikritik, mereka malah mencaci -maki pengkritiknya secara ekstrim. 

Mereka mengklaim merekalah Pancasilais sejati. Tapi pada kenyataannya, jauh sekali dari nilai Pancasila! Maintaining an attitude of double standards that they often reject but instead they use as an excuse to justify their attitude. Mereka terlalu ter-inferior dengan hal-hal yang berbau dengan Arab dan Timur Tengah sampai-sampai memainkan narasi ada upaya men-suriahkan Indonesia atau bahkan men-saudikan Indonesia. Urusan beragama? Fatwa aja masih Fatwa Shopping, ambil yang mereka sukai karena sepemikiran, tetapi buang yang mereka tidak sukai karena berlawanan dengan pemikiran mereka

Setelah membaca dan mengetahui siapa kedua kubu apa pikiran anda? Apa setoksik itu kah mereka, apakah mereka tidak ada hal lain yang positif yang seharusnya mereka lakukan? ya pada kenyataanya ya mereka begitu. Mereka saling ribut disosial media mereka dengan saling lempar narasi. Dan mereka mengira kehidupannya ya ada disocmed saja. Mereka tidak memikirkan bagaimana nasibnya mereka, bagaimana nasib mereka jika mereka adalah pengangguran abadi, bagaimana nasib anak-anak mereka jika diterlantarkan oleh orangtuanya karena orangtuanya lebih mengurusi perang tak berkesudahan itu? Karena itulah, kita tidak perlu menjadi Cebong ataupun Kadrun

Lantas, bagaimana caranya agar kita tidak menjadi Cebong atau Kadrun? Be moderate, not too conservative-religious and not too conservative-liberal. Jadilah orang yang moderat atau netral. Tetapi, kedua kubu itu nanti malah nyinyir "Kalau berjuang itu, harus memihak. Jangan ditengah-tengah!" sudahlah, lupakan itu memang paradigma lama yang hanya memelihara pesakitan. Tetapi penulis setidaknya ada tips baik buat kalian yang tidak mau menjadi Cebong atau Kadrun atau bahkan Ingin keluar dari Lingkaran Cebong atau Kadrun

  • Beragamalah dengan baik, dengan tujuan mencari ridha sang Pencipta. Taatilah perintahNya, Jauhilah laranganNya. Tidak perlu kaku terhadap segala perbedaan dalam agama. Kalau di ajaran Islam, perbedaan mahzab dan fiqh itu biasa. NU dan Muhammadiyah bisa legowo tuh dengan segala perbedaan. Kawan-Kawan Muhammadiyah saja bisa toleran dan memahami kalau kaum Nahdliyyin itu kalau Shalat Shubuh memakai Qunut. Begitu pula dengan kaum Nahdliyyin bisa menghormati kawan-kawan Muhammadiyah yang tidak Qunut, tidak merayakan Maulid bahkan tidak ikut Yasinan. Tidak perlu membandingkan dengan yang lain. Baik itu NU, Muhammadiyah, Wahabi (Salafi), Persis, Gerakan Tarbiyah (PKS) atau sebagainya memiliki pandangan fiqh nya masing-masing. Tidak perlu baper dengan perbedaan fiqh, kalau kita menghormati akan jauh lebih indah bukan?
  • Bernegaralah dengan baik, taatilah pemerintah selama kamu tidak dizhalimi, selama kebijakan pemerintah tidak merugikanmu. Jika ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai atau merugikanmu, kritiklah dengan bahasa yang baik dan sopan. Perbedaan pandangan politik itu biasa kok, asalkan tidak perlu membabi buta. Maksudnya, jangan terlalu pro-Pemerintah atau jangan terlalu kontra-Pemerintah. Mau jadi Oposisi? Silahkan saja, asalkan tetap beretika
  • Tingkatkanlah skillmu. Mulai dari memasak, desain grafis, karena skillmu itu jauh lebih berguna dan siapa tau dari skill mu itu bisa banget kan menghasilkan duit. Ya Kali, menghasilkan duit dari cara menghasut orang di socmed. Hehe.. Oke lanjut
  • Fokuslah dengan apa yang kamu hadapi saat ini. Yang sedang mencari kerja, semangat ya! Rezekimu tidak akan tertukar. Tuhan sudah mengukur rezeki yang tepat dan halal bagimu. Yang masih kuliah, fokuslah dengan perkuliahanmu, buatlah orang tua dan orang terkasihmu bangga dengan prestasi yang kamu raih dan kejar prestasimu dan usahakan agar kamu lulus tepat waktu, ya mana ada orang yang mau lulus kuliah tapi molor?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun