Kamis (25/01/2024), seperti biasa kawasan Taman Lapangan Banteng, Jakarta ramai oleh pengunjung yang melalukan berbagai aktivitas. Â Tak ketinggalan juga, Belantara Foundation dan Sekolah Alam Indonesia (SAI) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 48 siswa, yang ikut meramaikan RTH (Ruang Terbuka Hijau) tersebut dengan kegiatan birdwatching.
Birdwatching adalah kegiatan mengamati burung di alam menggunakan beberapa alat, seperti teropong, poster burung-burung kota Jakarta, serta tabulasi data untuk mencatat burung yang berhasil diamati. Kegiatan ini, dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil sebanyak 6 kelompok. Hal tersebut dilakukan supaya burung yang diamati, merasa tidak terganggu dengan keberadaan kita saat mengamati. Selain itu, para pelajar SAI didampingi oleh 18 fasilitator yang berasal dari Kelompok Pengamat Burung (KPB) Nectarinia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KPB Nycticorax UNJ dan Biological Bird Club "Ardea" Biologi UNAS, yang sudah mengenal burung-burung di Jakarta.
Setelah mengenal burung-burung yang ada di alam, terdapat pemaparan materi tentang pentingnya menjaga dan melestarikan burung-burung liar di habitat alaminya, yang disampaikan langsung oleh koordinator Edukasi, Fundraising dan Outreach Belantara Foundation, Ahmad Baihaqi. Dalam materinya disampaikan bahwa burung memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem.
"Selain sebagai estetika kota, RTH Jakarta seperti Taman Lapangan Banteng juga berperan sebagai habitat bagi burung-burung liar. Keberadaan burung liar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran bagi generasi muda khususnya siswa sekolah terutama pembelajaran ilmu biologi. Maka dari itu, penting bagi masyarakat khususnya generasi muda berpartisipatif aktif dalam menjaga dan melestarikan burung-burung di habitat alaminya" ujar Abay, panggilan akrabnya yang juga merupakan sebagai Kader Konservasi Alam Jakarta.
"Pengamatan burung ini juga menjadi wadah pembekalan dan pengayaan materi sebelum mereka melakukan eksplorasi burung-burung di kawasan Taman Nasional Manusela, Maluku pada April mendatang", ujar Ahmad.
Guru Kelas SMP SAI, Ahmad Rizky Mudzakir mengatakan bahwa pengamatan burung ini bertujuan untuk penyadartahuan (awareness) dan edukasi bagi masyarakat khususnya siswa SAI akan pentingnya merawat alam dan menjaga lingkungan sekitar lewat pengamatan burung.
Data hasil pengamatan keseluruhan, dijumpai 23 jenis burung yang teridentifikasi. Berdasarkan status perlindungan, terdapat tiga jenis burung (kipasan belang Rhipidura javanica, betet biasa Psittacula alexandri dan alap-alap sapi Falco moluccensis, masuk ke dalam kategori yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi.