Santri di pondok pesantren menyusun menu? Apa mungkin?”. Ada sebagian pondok yang melibatkan santri untuk ikut dalam pengolahan makanan mereka sehari-hari, salah satu tujuannya adalah supaya santri dapat mandiri danterampil sehingga menjadi pola kebiasaan yang dapat mereka bawa ketika nanti pulang ke rumah masing-masing.
“Belajar Menyusun Menu Sehat Bagi Santri dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Pondok Pesantren merupakan topik dari salah satu tim Pengabdian Masyarakat (pengabmas) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang tahun 2024. Kegiatan yang merupakan perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ini diprakarsai oleh 3 orang dosen jurusan gizi, mahasiswa dan alumni yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Pedurungan Semarang.
Kegiatan pengabmas dibagi menjadi 3 rangkaian. Rangkaian pertama dimulai dengan melakukan observasi di Pondok Pesantren untuk menggali dan mengetahui menu apa saja yang disajikan, bagaimana santri menentukan menu dalam sehari serta bagaimana pengolahan bahan makanan selama 5 hari. Selanjutnya dilakukan Pendampingan Penyusunan Menu Sehat. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari yang dimulai pada Sabtu (3/8/2024) dan dilanjutkan di hari berikutnya yaitu Minggu (4/8/2024).
Pada hari pertama kegiatan pendampingan diawali dengan sambutan pembuka oleh Ibu Fitriani SKM, MKM dosen jurusan gizi, dalam sambutan yang disampaikan beliau berharap melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan, santri Pondok Pesantren Al-Ikhlas dapat membuat menu sehat sesuai dengan kebutuhan dan anggaran di Pondok tersebut supaya menu yang disajikan bervariasi dan santri tidak merasa bosan. Kegiatan ini dihadiri oleh 3 dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang, 7 mahasiswa dan alumni, 14 santri putri yang berusia SMP-SMA yang terbiasa terlibat dalam pengolahan makanan di pondok pesantren. Pada kegiatan ini terdapat 2 narasumber dari mahasiswa yang menyampaikan materi.
Pendampingan pertama (3/8/2024), sebelum pemaparan materi peserta diberikan pre-test untuk mengukur pengetahuan peserta terkait perencanaan menu, setelah itu dilanjutkan oleh Nayla dan Najwa memaparkan materi terkait perencanaan menu sehat. Pada kesempatan ini dijelaskan pula cara menyusun menu yang mengacu pada pola menu seimbang dengan tetap memperhatikan anggaran yang tersedia di pondok pesantren beserta contohnya.
Hari kedua (4/8/2024) dilakukan praktek latihan menyusun menu sehat bagi santri. Latihan penyusunan menu ini dilakukan secara individu yang didampingi oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang. Hasil latihan menyusun menu ini diambil 2 menu terbaik yang nantinya akan diolah bersama-sama sebagai contoh menu sehat bagi santri. Setelah dilakukan pemaparan materi dan latihan menyusun menu, peserta diberikan soal post-test untuk memperoleh informasi sejauh mana pemahaman peserta pada kegiatan pendampingan ini.
Hasil post-test pengetahuan menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman santri terhadap menu. Melalui kegiatan praktek, diperoleh gambaran santri mampu menyusun menu yang baik. Pada kesmpatan ini 3 dosen pengabdi yaitu Ibu Fitriani SKM, MKM; Ibu Dyah Nur Subandriani, SKM, Mkes; dan Ibu Wiwik Wijaningsih STP, MSi memilih 2 menu terbaik untuk dijadikan menu pengolahan pada kegiatan pendampingan berikutnya.
Rangkaian terakhir adalah kegiatan pendampingan pengolahan menu terbaik. Pengolahan menu ini dilakukan mulai dari pembelian bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan bahan makanan, penyajian dan distribusi makanan kepada santri. Pada kegiatan ini santri didampingi oleh seluruh pengabdi[N1] untuk mempraktekkan standar porsi dan penghitungan bahan makanan. Santri mendapatkan pengetahuan mengenai standar porsi berdasarkan ukuran rumah tangga (URT) dan sajian porsi sesuai dengan pedoman isi piringku.
Rangakain kegiatan pengolahan menu ini dibagi menjadi 2 kelompok yang dilakukan selama 2 hari yaitu pada Rabu-Kamis, 7-8 Agustus 2024. Pada hari Rabu, 7 Agustus 2024 dilaksanakan pengolahan menu oleh 7 santri putri dengan menu terpilih yaitu pepes tahu dan rendang daun singkong. Pilihan menu yang pertama ini dikarenakan bahan pangan yang dipilih adalah bahan pangan lokal dan teknik pengolahan pada menu ini mengangkat menu khas daerah dengan penggunakan bumbu yang cukup kuat sehingga diharapkan dapat meningkatkan selera makan santri dan tingkat kesukaan terhadap sayuran.
Kemudian hari Kamis, 8 Agustus 2024 pengolahan menu juga dilakukan oleh 7 santri yang berbeda dengan menu terpilih yaitu tahu cabe garam dan bobor bayam labu kuning. Pemilihan menu kedua ini karena olahan menu nabati cukup menarik pada tahu cabe garam, para remaja biasanya menyukai rasa makanan dengan rasa pedas asin, sedangkan pada bobor bayam ditambahkan labu kuning yang dari aspek warna cukup menrik dan dari zat gizi mikro terutama Fe sangat baik untuk meningkatkan kadar Hb pada remaja yang mengalami anemia. dan juga merupakan sumber protein yang sangat baik dan juga memiliki aktivitas farmakologis seperti anti-diabetes.
Penyusunan dan praktek menu di pondok pesantren tetap memperhatikan kebiasaan dan kemampuan pondok dalam menyediakan menu untuk santri. Menu sehari-hari yang dikonsumsi terdiri dari makanan pokok, lauk nabati, dan sayur. Sedangkan lauk hewani diberikan setiap 2 minggu sekali atau pada perayaan tertentu.