Mohon tunggu...
Annisa Puspitasari
Annisa Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - an English Student and Teacher

~Love traveling and exploring food~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dukungan Sekolah dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Literat

1 Juli 2023   07:30 Diperbarui: 1 Juli 2023   07:40 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Literasi di Setiap Sudut Kelas 

Literasi lebih sekedar dari kemampuan membaca dan menulis, melainkan suatu kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, berpikir kritis, serta memecahkan suatu masalah. Program literasi yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungan sekolah adalah Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah atau biasa disingkat GLS bertujuan untuk memberikan wadah setiap instansi sekolah untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didiknya agar menjadi individu yang literat sepanjang hayat melalui ekosistem literasi. GLS digalakkan karena minat membaca dan menulis masyarakat Indonesia masih tergolong minim. Maka dari itu, setiap sekolah memiliki program kegiatan untuk membangkitkan minat belajar literasi peserta didik.

GLS di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendidikan di jenjang SMP yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat berarti lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik khususnya menjadikan sekolah tersebut sebagai taman belajar. Untuk mewujudkan program tersebut terlaksana, tentunya membutuhkan partisipasi dari seluruh warga sekolah. Pelaksanaan GLS sudah diterapkan di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta baik yang terintegrasi dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Contoh kegiatannya seperti membaca buku cerita favorit peserta didik selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan membacanya bisa dilakukan secara nyaring (read aloud) atau membaca dalam hati (sustained silent reading). Tidak hanya membaca buku cerita, peserta didik juga dibiasakan membaca Al-Qur'an selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai, sesuai jadwal yang sudah diatur oleh sekolah. Serta, peran guru dalam meningkatkan kemampuan literasi peserta didiknya melalui strategi membaca di setiap mata pelajaran. Peserta didik dibiasakan membaca menggunakan buku pegangan dari mata pelajaran yang mereka peroleh.

GLS di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta tentunya dilakukan secara bertahap. Semua dilakuan dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan tersebut dapat meliputi kapasitas fisik sekolah dalam ketersediaan fasilitas, sarana, dan prasarana literasi. Dukungan yang sudah diupayakan oleh sekolah yaitu menata sarana dan lingkungan yang kaya literasi. Sekolah memfungsikan lingkungan fisik melalui pemanfaatan perpustakaan, setiap sudut sekolah, dan ruang kelas yang diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. Pemanfaatan di perpustakaan yang terlihat berupa beberapa mading karya peserta didik yang disimpan di perpustakaan, kliping, koleksi buku cerita dan pelajaran, resep makanan, koran, majalah, dan tugas-tugas peserta didik yang dapat menjadi konsumsi bacaan sebagai tambahan referensi. Pemanfaatan di setiap sudut sekolah berupa tempelan-tempelan karya peserta didik yang berupa gambar, tulisan, dan lukisan. Ucapan atau quotes juga tertempel di pintu kelas masing-masing dan disepanjang teras sekolah. Serta terdapat foto kegiatan peserta didik, poster-poster berupa kegiatan sekolah dan poster terkait pelajaran. Yang terakhir, pemanfaatan di ruang kelas dapat beruapa tulisan jadwal pelajaran, jadwal piket kelas, struktur organisasi kelas, mading, pohon literasi, dan mereka juga menempelkan curahan hati ke sticky notes yang mereka tempel di bagian dinding belakang kelas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun