LEARNING STYLE
Sebuah percakapan:
A: anak ku kalau belajar itu selalu pakai musik, kalau tidak pakai musik, tidak bisa memahami apa yg dipelajari
B: kalau anak ku beda lagi, dia bisa benar-benar memahami pelajaran atau informasi baru dengan mendengarkan gurunya, melihat gurunya dan seketika itu menulis apa yang dijelaskan gurunya
C : hmmm... anak saya juga beda ini, dia cukup dengan mendengarkan saja, langsung bisa menerima informasi baru dengan benar dan memahaminya
Ya, mungkin kita pernah mendengar percakapan atau curahan hati orang tua seperti itu tentang cara belajar anaknya. Berawal dari mendengar percakapan itulah saya membuat sedikit tulisan ini. Akan ada timbul pertanyaan “kok bisa beda ya cara anak dalam menerima informasi?”,”ada berapa macam sih cara belajar anak?” dsb.
Gaya Belajar
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita memiliki cara belajar dan berfikir yang berbeda-beda. Kita akan merasa lebih efektif dan lebih baik dengan menggunakan lebih banyak mendengarkan, namun orang lain merasa lebih baik dengan membaca dan bahkan ada yang merasa bahwa hasilnya akan optimal jika kita belajar langsung mempraktekkan apa yang akan dipelajari. Bagaimana cara kita belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal inilah yang kemudian kita kenal sebagai Learning Style (Gaya Belajar).
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetic
A. Auditory
Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Beberapa ciri seorang Auditory antara lain :
• Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok
• Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV
• Suka berbicara.
• Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
• Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
• Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
• Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori:
• Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di keluarga
• Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras
• Gunakan musik untuk mengajarkan anak
• Diskusi ide dengan anak secara verbal
• Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
B. Visual
Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Beberapa karakteristik Visual adalah :
• Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya
• Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu
• Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.
• Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
• Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
• Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual:
• Gunakan materi visual seperti: gambar-gambar, diagram, dan peta
• Gunakan warna untuk menghilite hal-hal yang penting
• Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi
• Gunakan multi-media (contoh: komputer dan video)
• Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
C. Kinesthetic
Orang yang memiliki gaya belajar, Kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.
Beberapa karakteristiknya adalah:
• Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
• Sulit untuk berdiam diri
• Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
• Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
• Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
• Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulit
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
• Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam
• Ajak anak untuk belajar sambilmengeksplorasi lingkungannya, contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru)
• Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar
• Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan
• Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Strategi dalam pendidikan
Cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar siswa
1. Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui penggunaan berbagaimetode belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belaar auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikann secara sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol.
2. Dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan model rumah yang bagian-bagiannya menyatukan model rumah ini.
• Melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan yang ada
• Dengan meliat gambar desain rumah secarakeseluruhan, baru mulai menyatukan
• Membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir
3. Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya belajar ini biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya belajar semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenai gaya belajar peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ubb.ac.id/
http://ainamulyana.blogspot.com/
Emirina. 2009. Gaya Belajar pada Anak (http://emirina.wordpress.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H