Mohon tunggu...
Annisa Nurul Koesmarini
Annisa Nurul Koesmarini Mohon Tunggu... Wirausaha - Do Good, Feel Good

Saya Senang Membaca-Menulis-Menonton-Berbisnis Jika membaca diibarat menemukan harta karun. Maka menulis seperti menjaga harta karun itu tetap abadi. Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

5 Langkah untuk Sehat Secara Keuangan

16 Mei 2016   23:48 Diperbarui: 17 Mei 2016   10:04 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sudah barang tentu semua orang ingin hidupnya kaya dan sejahtera. Mungkin salah satunya adalah Anda yang sedang membaca artikel ini. Menjadi orang baik yang kaya tentu menjadi impian orang banyak. Namun, hal tersebut tidak bisa terjadi tiba-tiba jika Anda memang tidak terlahir dari orang kaya. Hehehe. So, perlu kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas untuk membuat impian menjadi nyata. Itulah yang saya lakukan.

Hal yang pertama untuk dilakukan adalah mengatur anggaran (budgeting). Ada peribahasa jika kita dalam gagal merencanakan maka sama saja dengan merencanakan gagal. Maka dari itu, proses budgeting ini sangatlah penting sebagai pondasi dasar untuk menyusun rencana masa depan yang lebih baik.

Saya biasa memulainya dengan menuliskan semua pengeluaran bulanan saya, baik berupa pengeluaran yang sifatnya regular (biaya sewa rumah/kosan, biaya listrik, gas, air, sampah, telepon/pulsa, akses internet, biaya transportasi/bensin, bayar utang leasing kendaraan, bayar BPJS/asuransi kesehatan lainnya, menabung untuk biaya nikah) maupun yang sifatnya fleksibel (seperti makan di kafe/di luar rumah/jajan, biaya untuk hiburan/nonton bioskop/wisata/jalan-jalan, biaya untuk melakukan hobi, biaya untuk melakukan check-up kesehatan/perawatan kesehatan/perawatan kulit).

Hal ini dimaksudkan untuk mengelola keuangan saya, mengetahui in dan out setiap bulan di mana saja, mengetahui kebocoran-kebocoran keuangan di mana saja yang sudah saya lakukan dan pada ujungnya  memudahkan saya melakukan gaya hidup hemat. Hidup hemat adalah konsekuensi dari pola hidup yang positif/sehat secara finansial. Jika biasanya saya beli sarapan dan makan siang di luar, ketika budget yang dianggarkan untuk jajan sudah mendekati batas. Maka saya mulai mengakalinya dengan membawa bekal sarapan dan makan siang dari rumah. Selain hemat, juga lebih bersih dan lebih sehat. Sehat untuk badan, sehat untuk kantong juga. Hehehe…

Langkah kedua adalah komitmen melakukan eksekusi sesuai dengan budget yang dianggarkan. Jika jatah sebulan untuk berbelanja dan jalan-jalan adalah 500ribu rupiah, maka komitmen dengan angka itu. Tidak boleh ada penambahan-penambahan lain dengan menambah utang atau gesek kartu kredit. Pakai kartu kredit boleh, asalkan sebelum jatuh tempo sudah dibayar utangnya, jadi gak kena bunga yang mencekik itu (bayangkan aja bunganya bisa 3 persen sebulan, setahun bisa 36 persen). Untuk mengeksekusi sesuai budget, saya biasanya berbelanja dengan cara yang smart. Ketika berbelanja di supermarket atau di pasar. Saya selalu membiasakan untuk membawa list/daftar belanja. Sehingga keputusan untuk membeli barang secara tiba-tiba atau impulse buying atau mengeluarkan uang yang lebih dari yang seharusnya bisa dihindari. Lalu, berbelanja juga diusahakan kalau bisa barengan dikoordinir bareng teman-teman, jadi kita punya posisi tawar (bargaining position) yang besar terhadap penjual, sehingga kita bisa dapat harga yang relatif lebih murah karena kita melakukan pembelian dalam jumlah banyak.

Langkah ketiga adalah memiliki pekerjaan sampingan ataupun usaha/bisnis sampingan. Dengan memiliki usaha sampingan, diharapkan pendapatan (income) semakin melejit dan kehidupan kita semakin berwarna karena kita bisa punya banyak pilihan. Kalau dulu, makannya nasi telor ceplok saja sama kecap, sekarang bisa tambah beli abon sapi. Dulu pulang kampung naik kapal, sekarang bisa naik pesawat. Memiliki usaha ini saya awali dulu ketika kuliah di Bogor dengan menjual barang punya orang atau titipan orang. Lama-kelamaan ketika ilmu dan jaringan (network) sudah didapat, akan banyak kesempatan yang bisa diambil dan kita bisa memiliki barang kepunyaan kita sendiri. Itu pengalaman saya.

Langkah keempat adalah menabung dan berinvestasi dengan cara yang smart.

Setelah penghasilan berhasil ditingkatkan lewat usaha sampingan, maka tahap selanjutnya adalah menabung dan berinvestasi. Mengapa kita mesti menabung dan berinvestasi? Karena kita tidak bisa menjamin, hidup kita akan enak dan nyaman terus. Kita tidak bisa menjamin kita masih bisa hidup 50 tahun lagi dan masih bisa terus produktif bekerja setelah usia pensiun (diatas 65 tahun). Nah, maka dari itu menabung itu perlu untuk jaga-jaga ketika ada keperluan mendesak.

Menabung juga bisa ketika ada sesuatu yang kita inginkan untuk diwujudkan. Sedangkan berinvestasi untuk meningkatkan nilai aset dan kekayaan kita sehingga tidak tergerus oleh inflasi. Kalau nabung dan investasinya di bank, pastikan bank tersebut sudah terdaftar di LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Kalau mau investasi di bisnis tertentu, pastikan untuk investasi di bisnis yang Anda pahami seutuhnya. Selalu berhati-hati dengan investasi yang terdengar to good to be true.  Setiap investasi dan bisnis apapun yang kita pilih pasti ada resikonya masing-masing. Kenali risikonya dan minimalisir risikonya. Saya biasa menabung dalam bentuk emas batangan LM (Logam Mulia) Antam. Suatu saat saya butuh uang, tinggal saya gadaikan saja emasnya dan ketika saya ada kelebihan uang, tinggal saya tebus emasya.

Langkah kelima yang terakhir adalah bisa membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Kebutuhan dasar manusia adalah sandang, pangan, papan. Di era modern ini, ditambah pendidikan, kesehatan dan hiburan. Namun, yang namanya keinginan pastilah tidak terbatas dan tidak ada habisnya. Oleh karena itu, jika kita bisa mengenali kedua perbedaan ini. Kehidupan finansial kita akan jauh lebih sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun