Hereditas, sebagai proses pewarisan sifat biologis dari orang tua ke anak melalui gen, meliputi aspek fisik dan psikologis yang terjadi saat reproduksi, dalam proses ini karakteristik bawaan (genotip) mempengaruhi ciri yang dapat diamati atau (fenotip). Menjadikan hereditas faktor kunci dalam perkembangan individu yang mencakup seluruh potensi semenjak masa konsepsi, interaksi antara hereditas dan lingkungan menciptakan proses perkembangan yang kompleks, membentuk potensi dasar individu kedua faktor ini tidak hanya berkontribusi penting, tetapi juga saling melengkapi, bersama-sama mengoptimalkan perkembangan manusia secara menyeluruh.
Teori Empirisme
Teori empirisme yang dipelopori oleh John Locke 1632-1704, mengemukakan bahwa bayi lahir seperti kertas putih kosong. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, tanpa pengaruh dari faktor bawaan.
Teori Nativisme
Teori nativisme yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1788 1860), menyatakan bahwa perkembangan manusia sangat bergantung pada pembawaan atau sifat bawaan.
Teori Konvergensi
Teori konvergensi yang menggabungkan dari teori empirisme dan nativisme dikembangkan oleh William Stern, teori ini berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu bakat bawaan dan lingkungan, termasuk pendidikan formal. Menurut teori ini, setiap individu lahir dengan potensi dasar yang dapat berkembang, namun relasi potensi tersebut sangat bergantung pada interaksi dengan lingkungan sosial dan pendidikan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
- Faktor lingkungan
- Faktor sosial dan ekonomi
- Faktor keluarga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H