Mohon tunggu...
Annisa Nur Fadilla
Annisa Nur Fadilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Lhokseumawe

Desain, Membaca, Koleksi Buku-buku, Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kepemimpinan Yang Baik: Jika Bisa Bersatu Mengapa Harus Bercerai-berai, Bukankah Damai Itu Indah

25 Juni 2024   16:45 Diperbarui: 28 Juni 2024   21:14 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis : Annisa Nur Fadilla, Mila Masniar(Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur'an Dan Tafsir, IAIN Lhokseumawe)

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa, dan agama. Keragaman ini adalah kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa kita. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan kelompok etnis dan memiliki 700 bahasa daerah. Namun, di tengah keberagaman ini, persatuan adalah kunci utama untuk menjaga keutuhan dan stabilitas negara. Bhinneka Tunggal Ika "Berbeda-beda tetapi tetap satu," menjadi pengingat akan pentingnya bersatu dalam keberagaman. Masyarakat Indonesia dikenal dengan sikap keramahtamahannya, yang menjadi modal sosial penting untuk menjaga persatuan. Keragaman tidak seharusnya menjadi alasan untuk perpercahan. Justru, dengan memahami dan menghargai perbedaan, kita bisa saling melengkapi dan memperkuat. Dengan begitu, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai, di mana setiap individu merasa dihargai dan diterima.

Islam sebagai agama yang mencintai perdamaian memiliki ajaran dan prinsip yang mendukung untuk menekankan pentingnya menciptakan kedamaian dan rekonsilasi di antara umat manusia. Kata "Islam" sendiri berasal dari akar kata "Salam," yang berarti damai, keselamatan, dan penyerahan diri. Perbedan itu sendiri adalah rahmat dari Allah Swt yang harus diterima dan dimanfaatkan untuk kebaikan Bersama. Nabi Muhammad Saw bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, "Perumpamaan dalam kisah sayang, cinta dan kelembutan mereka seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dan demam."

Adapun ayat-ayat al-Qur'an yang dibahas dalam tulisan ini adalah; QS. Ali-Imran :103 dan QS. Hujurat : 9.

Dalam ayat-ayat ini Allah SWT memberikan panduan penting yang bisa diaplikasikan dalam konteks kepemimpinan, terutama dalam menjaga persatuan dan kedamaian dalam sebuah komunitas atau bangsa, serta memastikan keadilan dalam mengatasi konflik. Pemimpin adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Persatuan dan kesatuan dalam ayat di atas menekankan pentingnya berpegang teguh pada tali Allah (ajaran agama Islam) dan menghindari perpecahan. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin harus menghargai dan memelihara keharmonisan dan persaudaraan dalam komunitas yang dipimpinnya. Menekankan peran penting pemimpin dalam menciptakan perdamaian dan rekonsiliasi, pada ayat di atas juga mengajarkan bahwa ketika terjadi konflik di  antara kelompok-kelompok dalam umat Islam, tugas seorang pemimpin adalah untuk mendamaikan kedua belah pihak. Pemimpin harus mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dapat mengancam persatuan baik secara proaktif maupun reaktif. Keadilan dalam penyelesaian konflik, jika salah satu pihak berlaku aniaya, pemimpin harus bersikap tegas untuk meluruskan pihak yang berbuat aniaya dan kemudian mendamaikan dengan adil. Ini menunjukkan bahwa keadilan adalah prinsip yang harus dipegang teguh dalam kepemimpinan.

Namun, kehidupan  ini tidak terlepas dari namanya konflik. Konflik bersumber dari perbedaan pendapat, kepentingan, nilai atau kebutuhan. Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi dan menyelesaikannya dengan kepala dingin tanpa adanya perselisihan. Karena jika konflik tidak dikelola dengan baik bisa mengakibatkan keretakan hubungan dan bahkan kekerasan. Dengan melalui cara pendekatan konstruktif seperti mediasi, dialog terbuka dan kompromi sangat penting dalam resolusi konflik. Dalam menghadapi konflik, penting untuk mengutamakan kedamaian dan keselarasan antar sesama, meskipun perbedaan pendapat tak terhindarkan. Kita semua, baik muslim mapun non muslim, memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kedamaian. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesepahaman yang membawa perdamaian dan mendapat ridho-Nya Allah SWT. Kerena pada hakikatnya damai  itu indah, terlepas dari perbedaan keyakinan untuk terciptanya hubungan yang harmoni dalam bernegara. Damai bukan hanya sebuah tujuan, melainkan sebuah perjalanan yang memperkaya jiwa dan mempererat hubungan sesama masyarakat.

Tiga point penting yang dapat diambil di antaranya, yaitu:

1)Persatuan sebagai prioritas, ungkapan ini menekankan bahwa persatuan membawa stabilitas dan kemajuan, baik dalam konteks pribadi, sosial, maupun bernegara

2)Menolak perpecahan, berspisah sering kali membawa konflik, ketegangan, dan ketidakstabilan baik itu dari aspek kehidupan, keluarga, masyarakat, serta negara, karena perpecahan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan

3)Keindahan perdamaian, perdamaian memungkinkan orang hidup dalam harmoni, saling menghormati dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Maka dari itu, melalui ayat-Nya Allah SWT mengajarkan manusia untuk menjaga persatuan dan kesatuan, kedamaian, keadilan, dan musyawarah terutama dalam hidup bernegara. Jangan biarkan perbedaan memecah belah kita. Bersatu dalam keberagaman adalah kekuatan kita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Karena, jika memecah belah dan perselisihan tanpa alasan yang jelas dan mendasar sangat tidak dianjurkan yang mana bisa menyebabkan rusaknya keharmonisan dan kedamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun