Sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak Pandemi COVID-19 berlangsung, Indonesia mengalami fenomena remaja jompo. Gelar remaja jompo disematkan bagi para pemuda yang mudah mengalami kondisi fisik menurun layaknya orang tua. Kondisi tersebut mengakibatkan generasi muda saat ini harus menyiapkan starter pack yang berisi obat-obatan, untuk menangani gejala-gejala awal penyakit tersebut jika sewaktu-waktu muncul.
Peristiwa remaja jompo terjadi karena pemuda saat ini cenderung memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada secara berlebih, sehingga mengakibatkan minimnya aktivitas fisik. Selain itu ada faktor pendukung lainnya yang ikut berperan aktif ikut menyumbang penurunan kondisi fisik remaja. Faktor tersebut berasal dari pola makan yang tidak teratur, lebih banyak mengonsumsi fast food, kebiasaan duduk dalam jangka waktu berlebih dengan posisi duduk yang salah, serta pola istirahat yang kurang memenuhi kebutuhan harian tubuh.
Kebiasaan buruk yang sudah tertanam, akan sangat sulit diubah jika tidak ada kemauan dan dorongan dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Melihat kondisi tersebut sekelompok pemuda yang terkumpul dalam Organisasi Remaja Masjid Al-Ikhlas atau biasa disebut REMILA, mencanangkan sebuah program guna mengatasi penurunan kondisi fisik remaja masa kini terutama di era pasca Pandemi. RSDÂ (Remila Sport Day), sebuah program yang mengajak setiap kadernya serta para remaja pada umumnya untuk berolahraga bersama di wilayah Yayasan Al-Ikhlas, Cipete, Jakarta Selatan.
"Berangkat dari situasi dan kondisi yang sudah disebutkan diatas, maka kami dari Remaja Masjid Al-Ikhlas Cipete (REMILA) berinisiatif untuk membuat kegiatan yang kita namakan dengan "Remila Sport Day ". Hal ini didasarkan juga pada hadits Rasulullah SAW yakni dalam riwayat hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah."
(HR. Muslim, no. 2664).
Selain menghilangkan stigma bahwa kualitas remaja saat ini dikategorikan sebagai remaja jompo, kegiatan ini juga bertujuan supaya melatih para remaja sekitar untuk bisa menuangkan kreativitas dan hobinya kedalam hal positif seperti olahraga ini, dan bisa menjadi remaja Islam yang tidak hanya pandai beribadah namun juga memiliki fisik dan jasmani yang kuat.", tutur Farhan Dzakwan selaku ketua umum REMILA.
Remila Sport Day dilaksanakan seminggu sekali di hari Minggu dari pukul 7-10 pagi. Pelaksanaan program yang berada di akhir pekan dan bersama-sama diharapkan dapat menjadi keunggulan tersendiri, sehingga dapat memancing minat pemuda agar mau berolahraga.
Dalam jangka waktu lebih dari 3 tahun berjalan, pelaksanaan Remila Sport Day membawa dampak besar bagi kesehatan terhadap kesehatan para kadernya, sehingga mendukung perjalanan dakwah di REMILA. Selanjutnya berkontribusi sebagai wadah penyaluran minat bakat pemuda terkhusus dalam ranah olahraga, rasa persatuan dan kekeluargaan yang makin terjalin erat, meningkatkan minat anak muda untuk bergerak dalam lingkup remaja masjid, serta perluasan medan dakwah yang sudah hampir mencapai seluruh kawasan JABODETABEK.
Keberadaan wadah positif seperti REMILA, semestinya dapat menjadi sorotan bagi pemerintah setempat untuk ikut mendukung setiap pergerakan yang ada. Sehingga diharapkan dampak positif dapat menyebar lebih luas ke setiap penjuru khususnya di wilayah Pulau Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H