Kebudayaan memang menjadi salah satu identitas dari Kota Surakarta atau yang sering dikenal dengan Kota Solo. Tidak hanya tentang kebudayaan, kota ini juga menyajikan berbagai wisata kuliner yang dapat memanjakan lidah wisatawan. Makanan yang dijajakan sangat bervariasi, mulai dari serabi hingga nasi liwet.
Namun, jika ingin menikmati kuliner khas Solo yang unik dan lezat, sate buntel dapat menjadi solusinya. Istilah sate buntel sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya sate bungkus karena dagingnya dibungkus dengan lemak kambing. Olahan daging kambing yang satu ini patut dikunjungi jika berkunjung ke Surakarta.
Salah satu warung makan yang menjajakan sate buntel di Surakarta adalah Warung Makan Sate Kambing Pak Kasdi. Beralamat di Jalan Mojongsidi 107, Kestalan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, warung ini selalu diserbu banyak pegunjung mulai jam 09.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Warung ini merupakan tempat kuliner favorit bagi kebanyakan orang karena letaknya yang sangat strategis yaitu sekitar 50 m ke arah timur dari pintu keluar Stasiun Balapan Solo. Menu lain seperti sate kambing, gulai kambing, tongseng kambing, nasi goreng kambing, dan tengkleng disajikan pula di warung ini, tetapi sate buntel tetap menjadi ciri khas utamanya.Â
Sate buntel merupakan olahan daging kambing yang dicincang sampai lembut dan dibumbui kemudian dililitkan pada tusuk bambu. Daging dililitkan pada tusuk bambu yang lebih besar dari ukuran tusuk sate pada umumnya agar menempel dengan sempurna. Bagian luar daging cincang dibalut atau dibungkus oleh lemak kambing untuk mempertahankan bentuk lonjongnya. Daging yang sudah dibentuk kemudian dibakar hingga lemak pembungkus agak meleleh lalui diolesi dengan kecap manis. Biasanya sate ini disajikan dengan beraneka lalapan yang menambah selera makan.
Secara umum, rasa sate buntel Pak Kasdi bisa dikatakan cukup lezat apalagi dengan harga yang terjangkau. Sate disajikan langsung setelah matang dari tempat pembakaran sehingga sangat tercium wangi aromanya. Daging cincang terasa sangat lembut dengan tingkat kematangan yang pas. Lemak kambing menambah sensasi gurih di mulut apalagi disantap saat masih panas.
Bau prengus kambing pun juga sudah tidak tercium karena daging berpadu dengan berbagai rempah dan kecap manis yang kental. Taburan merica semakin menggugah selera bagi penggemarnya. Terlepas dari cita rasanya yang lezat, mungkin bagi sebagian orang dua tusuk sate masih belum puas karena sate berukuran sedang dan tidak terlalu besar.
Dari sisi pelayanannya, warung makan ini terbilang optimal karena karyawannya yang ramah dan cekatan. Terbukti saat pelanggan datang langsung disambut dengan hangat dan ditanyai mengenai menu yang akan dipesan.Tidak perlu menunggu lebih dari 10 menit, sate akan disajikan dan siap disantap. Namun, mengenai hal kenyamanan warung ini masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan tempat makan tidak terlalu terang dan jendela dekat tempat pembakaran berhadapan langsung dengan meja makan sehingga asap sedikit menganggu pelanggan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H