Mohon tunggu...
annisa nahwan shafira
annisa nahwan shafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

aktifis mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wacana PTM Sejumlah Kampus Kian Ramai, Meski Pandemi Belum Usai

23 Desember 2021   22:24 Diperbarui: 25 Desember 2021   20:26 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 yang sudah lama menjadi hambatan dalam pembelajaran tatap muka. Dilansir dari detik.com bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, kebijakan terbaru Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3 membuat perguruan tinggi di daerah tersebut dapat melaksanakan pembelajaran atau perkuliahan tatap muka terbatas.

Wakil dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Cecep Castrawijaya merespon baik dengan adanya perkuliahan tatap muka dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi ia menyebutkan langkah dan solusi yang akan diterapkan ketika perkuliahan tatap muka itu berlangsung.      "karena sudah hampir tiga tahun virus ini menyebar di Indonesia, membuat aktivitas mahasiswa semuanya terhenti. 

Dengan adanya wacana akan dibuka kembali perkuliahan secara tatap muka, maka saya berusaha semaksimal mungkin untuk merealisasikan program   ini dengan sinergitas bersama civitas akademika dan mahasiswa. 

Langkah dan solusi yang pasti adalah untuk penerapan protokol kesehatan yang ketat, kemudian kita akan melakukan strategi perkuliahan secara bergilir supaya bisa mencegah kerumunan saat belajar". Ungkap Cecep pada wawancaranya di ruang  wadek FIDIKOM UIN Jakarta  (10/12/21) lalu.

Sebagai mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi seperti DNK TV, HMPS, dan organisasi ekstra lainnya Mukhammad Maulana Fajri mahasiswa jurnalistik semester 3 ini menanggapi perihal wacana perkuliahan tatap muka dengan baik menurutnya perkuliahan tatap muka akan membuat sistem program kerja yang maksimal dan ia berharap mahasiswa yang aktif organisasi dari luar jawa juga bisa turut aktif langsung dalam kegiatan organisasi. 

"Menurut saya sangat baik sekali untuk disambut karena dengan diadakannya perkuliahan secara tatap muka atau offline akan membuat sistem program kerja yang maksimal. Sebelumnya terkenda dengan tempat dan harus dilaksanakan secara virtual, namun dengan diadakannya perkuliahan secara tatap muka maka akan kembali seperti normal untuk melaksanakan agenda atau program kerja di ranah kampus. Dengan begitu, maka sistem kerja dalam organ akan lebih baik dan bisa dilaksanakan dengan maksimal tanpa harus terkendala oleh jaringan (via online) karena tidak semua kegiatan organisasi dapat dilaksanakan secara virtual. Harapan saya yang terbesar adalah untuk mahasiswa yang mengikuti organisasi dari luar daerah bisa bergabung dan bertemu secara tatap muka untuk melakukan kegiatan organisasi di kampus. Kemudian, berlanjutnya kembali agenda kegiatan organisasi di kampus yang mungkin sebelumnya mengalami kekosongan kegiatan karena adanya pendemi Covid-19". Ungkap maulana pada wawancaranya Jumat (10/12/21).

Wacana perkuliahan tatap muka ini disambut dengan baik dan dipersiapkan oleh seluruh masyarakat kampus mulai dari dosen hingga mahasiswa, sama halnya seperti mahasiswa komunikasi penyiaran islam Universitas Islam Negeri Jakarta, Nurdiannisya Rahmasari yang bertempat tinggal di kabupaten konawe, Sulawesi Tenggara ini memaparkan ia telah menyiapkan beberapa hal penting untuk kuliah offline dan ia sudah siap untuk datang ke ciputat jika memang sudah diputuskan secara resmi  kuliah tatap muka. "Pemberitaan diadakannya kuliah offline di semester depan menjadi angin segar bagi saya  karena dari awal semester hingga saat ini belum pernah merasakan kuliah tatap muka.

Walaupun saya sudah cukup nyaman dan terbiasa dengan kuliah online karena dari awal sudah dilaksanakan nya sistem online. Namun, tidak bisa saya pungkiri saya membutuhkan pembelajaran secara langsung bukan secara virtual atau jarak jauh agar teori bisa langsung saya praktekan. Persiapan terkait kuliah offline nanti sudah dipersiapkan diri dan mental agar tidak kaget dengan sistem ataupun culture yang berbeda dilingkungan yang baru. Dan hal yang terpenting adalah persiapan dari segi finansial". Ungkap dian dalam wawancara via gmeet pada Kamis (2/12/21).

Annisa Nahwan Shafira, mahasiswi semester 3 Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun