Mohon tunggu...
Annisa Listiana
Annisa Listiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa Teknologi Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya memotret menggunakan handphone dan tentunya bermain game juga, terkadang saya pergi bermain or traveling "sedetik" bersama teman atau keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Book

8 Kutipan dari Buku Sisi Tergelap Surga: Self Reminder

17 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   19:01 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/briankhrisna

Buku dengan judul Sisi Tergelap Surga merupakan karya Brian Khrisna yang menceritakan mengenai sisi tergelap surga kota Jakarta. Meskipun buku ini merupakan buku fiksi, namun Brian menyatakan bahwa buku fiksi yang dirinya tulis kali ini berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Banyak sekali pesan di dalam buku tersebut. Yuk intip beberapa kutipannya berikut ini!

  1. "Sering kali, tak peduli betapa banyak kita memohon dan menangis, kita hanya bisa menjalani apa-apa yang sudah diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Sebab, hidup tak sekadar perkara tinggal atau meninggalkan. Kita hanya bisa belajar menerima."

  2. "Jangan hakimi cara bertahan hidup orang lain."

  3. "Urusan kita sama Tuhan itu vertikal, sedangkan bagaimana cara kita berlaku sama orang lain itu horizontal."

  4. "Beberapa anak memang terlahir beruntung di tengah keluarga yang berkecukupan materi. Sisanya lebih beruntung karena diberi hati dan tulang yang kuat untuk berusaha sendiri."

  5. "Mungkin benar bahwa kesedihan adalah nilai intrinsik dari kebahagiaan. Mereka tak bisa berdiri sendiri-sendiri. Boleh jadi, seperti inilah gambaran bagaimana mengajari manusia tentang cara paling luhung dalam memaknai kehilangan."

  6. "Memang ada tiga tamu yang selalu datang tanpa membuat perjanjian terlebih dahulu. Mereka adalah kematian, takdir, dan rezeki."

  7. "Namun, begitulah cara hidup bekerja. Detik ini kamu bisa begitu bahagia, detik selanjutnya Tuhan mengirimkan ujian dalam bentuk berita kematian."

  8. "Hidup tak lebih dari pagelaran nestapa, kita memerankan langkah yang menjalar dari satu luka ke luka lainnya. Terkadang belum selesai suatu masalah, kita dipaksa menghadapi masalah yang lain."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun