Kram otot adalah kontraksi otot yang terjadi secara tiba-tiba dan involunter (tidak disengaja), yang biasanya berlangsung dalam waktu singkat dan sering kali disertai rasa nyeri. Kondisi ini dapat terjadi pada berbagai kelompok otot, seperti otot kaki, paha, atau betis, dan dapat dialami oleh siapa saja. Kram otot disebabkan oleh berbagai hal, seperti kelelahan otot, dehidrasi, atau ketidakseimbangan elektrolit tubuh (magnesium, natrium, atau kalium). Secara fisiologis, kram otot terjadi akibat gangguan pada mekanisme neuromuskular yang mengontrol kontraksi dan relaksasi otot. Misalnya ketika saraf motorik yang mempersarafi suatu kelompok otot menjadi terlalu aktif sehingga menyebabkan kontraksi terus menerus. Kurangnya aliran darah ke otot juga dapat menyebabkan penumpukan asam laktat, yang memicu kram.
Salah satu strategi sederhana yang sering direkomendasikan untuk mengatasi kram otot adalah peregangan otot (stretching). Peregangan otot yang fokus pada relaksasi dan peningkatan fleksibilitas otot dapat membantu merangsang aliran darah agar mengalir ke daerah yang kram untuk mengurangi kram otot. Beberapa gerak peregangan yang tepat juga dapat membuat otot lebih lentur, sehingga mengurangi risiko terjadinya kelelahan otot yang memicu kram.
BAGAIMANA STRETCHING BISA MEREDAKAN KRAM OTOT?
Pada saat terjadi kontraksi otot, terjadi kekurangan ATP sehingga otot harus berkontraksi terus menerus. Stretching atau peregangan otot ini dapat menghambat kontraksi otot yang berlebihan tersebut. Ketika melakukan peregangan otot, reseptor pada organ tendon golgi yang terletak pada tendon otot akan mendeteksi adanya tegangan yang kemudian diteruskan ke medulla spinalis yang berujung pada respon tubuh untuk menurunkan aktivitas saraf motorik yang memicu kontraksi otot.Â
Â
Pada saat kram otot terjadi penumpukan asam laktat sebagai hasil metabolisme tubuh akibat aktivitas otot yang terus menerus. Dengan melakukan peregangan otot, aliran darah ke area otot yang sedang mengalami kontraksi involunter akan lebih lancar. Aliran darah yang lebih baik membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan otot, sehingga otot bisa berelaksasi sekaligus membantu membersihkan asam laktat yang dapat memicu kram tersebut. Proses ini tidak hanya meredakan kram yang sedang terjadi, tetapi juga mempercepat pemulihan otot. Â
Secara biomekanis, peregangan mampu mengembalikan panjang dan elastisitas serabut otot yang sebelumnya berkontraksi secara berlebihan. Ketika otot memanjang kembali ke kondisi normal, ketegangan pada serabut otot berkurang sehingga nyeri akibat kram pun mereda. Dengan melakukan peregangan secara teratur, otot menjadi lebih fleksibel dan lebih tahan terhadap risiko kram di masa mendatang. Â
Selain manfaat fisiologisnya, peregangan juga memberikan efek relaksasi psikologis. Gerakan stretching yang dilakukan secara perlahan membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres, yang sering kali menjadi salah satu pemicu kram otot pada individu tertentu. Oleh karena itu, peregangan tidak hanya bermanfaat untuk meredakan kram otot, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk menjaga kesehatan otot secara keseluruhan.
KESIMPULAN
Peregangan otot efektif dalam meredakan dan mencegah kram dengan cara meningkatkan aliran darah, mengurangi hipereksitasi saraf motorik, dan memulihkan elastisitas otot yang berkontraksi. Peregangan statis terbukti paling bermanfaat jika dilakukan secara rutin, terutama setelah aktivitas fisik atau sebelum tidur, karena membantu otot kembali ke kondisi rileks dan mengurangi resiko kram ulang. Â
Efektivitas peregangan bergantung pada teknik, durasi, dan konsistensinya, serta didukung faktor lain seperti hidrasi yang cukup. Dengan manfaatnya dalam menjaga fleksibilitas dan kesehatan otot, peregangan dapat digunakan baik sebagai terapi maupun langkah pencegahan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan pada populasi dengan kondisi medis tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H