Perkembangan masalah anak di Indonesia semakin kompleks seiring waktu, termasuk pelanggaran hukum dan norma sosial seperti kekerasan seksual, penganiayaan, pembunuhan, dan pencurian. Program pembinaan dan pelatihan khusus diupayakan untuk meningkatkan regulasi diri perlu agar anak-anak siap menghadapi dinamika kehidupan setelah mereka bebas.Â
Kondisi yang semakin marak terkait kenakalan remaja melatarbelakangi  lima mahasiswa Universitas Padjadjaran dalam mengusung program kreativitas mahasiswa pengabdian kepada masyarakat (PKM-PM) terkait konsep Hifz Al-Nafs (Regulasi Diri) dengan penguatan psikologi dan meningkatkan jiwa kewirausahaan.Â
Lima mahasiswa tersebut, yaitu Futihat Nuril Auni (Agroteknologi), Raihanah Naja Atthaya (Sastra Arab), Annisa Khumaira Rahmadanti (Teknik Geologi), Dewi Alya Sari (Sastra Arab), dan Najwa Fadhilah (Psikologi) dengan didampingi dosen pembimbing Vira Kusuma Dewi, S.P., M.Sc., Ph.D. Program ini merupakan implementasi dari Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI.
Kepedulian Mahasiswa terhadap kondisi disekitar merupakan penegasan terhadap perannya  sebagai Agent of Change. Dengan rasa tanggung jawab untuk melakukan aksi yang membawa dampak positif di lingkungan masyarakat sekitarnya.
Target sasaran pengabdian masyarakat kali ini adalah LPKA Kelas II Bandung. Â LPKA Kelas II Bandung dipilih karena sesuai dengan target yang diharapkan dari program kami.Â
Pada pelaksanaannya, pembinaan dilakukan melalui Hifz Al-Nafs (Regulasi Diri) dengan praktik keagamaan seperti sholat dan mengaji untuk menguatkan dari sisi keagamaannya, kegiatan psikologi berupa edukasi atau penyuluhan terkait regulasi emosi dan pentingnya bersosial yang baik dari sisi psikologinya guna mengetahui potensi diri anak binaan, serta pelatihan kewirausahaan dengan pembinaan pembuatan sabun cair organik dan praktik pembukuan keuangan sebagai bekal anak binaan setelah mereka bebas. Pelatihan kewirausahaan yang dilakukan dengan pembuatan sabun cair organik memanfaatkan potensi lokal yaitu daun ubi Cilembu.Â
Daun Ubi Cilembu merupakan salah satu potensi lokal yang berasal dari Sumedang. Banyak sekali tanaman Ubi Cilembu yang tumbuh di sana. Â Selain itu, di wilayah Bandung juga banyak terdapat potensi lokal Ubi Cilembu karena lokasinya yang berdekatan dengan Sumedang. Kebanyakan masyarakat di sana hanya mengolah buahnya saja untuk disantap namun untuk bagian tanaman lainnya seperti daun yang tidak diolah dan hanya dibuang setelah panen. Hal itumenjadi dasar tim PKM memanfaatkan Daun Ubi Cilembu sebagai pembuatan sabun organik menggunakan ekstrak Daun Ubi Cilembu.
Terima kasih telah membaca artikel kami, Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi serta menggerakkan lebih banyak pihak untuk turut berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H