Mohon tunggu...
Annisa Kharismi
Annisa Kharismi Mohon Tunggu... Freelancer - Writer / Universitas Diponegoro

Annisa Kharismi - gadih Minang - amateur writer. Lulusan S1 Sastra Inggris Universitas Negeri Padang dan mahasiswa aktif S2 Linguistik Universitas Diponegoro. "Blog ini adalah ruang bagi seorang introvert seperti saya yang minim kesempatan untuk sharing lewat public speaking dan memilih untuk menumpahkan pikiran lewat tulisan".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

9 April 2023   03:05 Diperbarui: 30 Juli 2024   00:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris

Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi pilihan bagi generasi muda untuk menuntut ilmu dan meningkatkan taraf kehidupan. Namun, banyak yang masih bingung dan dilema dalam menentukan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Nah, jurusan Sastra Inggris menjadi salah satu jurusan bidang Soshum yang paling banyak diminati mengingat stereotip mengenai jurusan ini yang katanya bisa dengan hanya bermodalkan kemampuan dalam berbahasa Inggris atau dengan alasan yang penting kuliah. Padahal dalam kenyataannya, jurusan ini tidak "sedangkal" itu.

Saya adalah salah satu alumni dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (selanjutnya dibaca Sasing) di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, dan berdasarkan pengalaman saya selama 4 tahun, saya ingin memaparkan beberapa alasan mengapa Sasing merupakan secara subjektif adalah jurusan yang sulit bagi saya pribadi.

1. Bahasa Pengantar dan Materi Berbahasa Inggris

Dalam proses perkuliahan, tentu saja Bahasa Inggris menjadi bahasa wajib yang digunakan sehari-hari dengan code mixing dan code switching dengan Bahasa Indonesia , baik bagi dosen maupun mahasiswa. Untuk itu diperlukan kemampuan Bahasa Inggris dasar bagi mahasiswa baru agar tidak terlalu kaget ketika dosen menggunakan bahasa Inggris ketika mengajar. Bahkan beberapa dosen sudah fasih dengan dialek negara tertentu karena merupakan lulusan negara-negara asing dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Selain itu, dalam kegiatan perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk lebih baik menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar seperti pada saat presentasi dan diskusi. Nah, hal ini tentu saja menjadi beban yang cukup berat mengingat public speaking dengan menggunakan bahasa Indonesia saja sudah sulit bagi sebagian orang, apalagi jika dituntut untuk menggunakan bahasa asing. Berbagai fasilitas seperti ketersediaan buku sumber, materi ajar yang diberikan dosen, laboratorium bahasa, dll yang juga sebagian besar menggunakan bahasa Inggris.

Tetapi, seiring perjalanan waktu, skill bahasa Inggris mahasiswa tentu saja akan meningkat mengingat frekuensi penggunaan bahasa Inggris yang tinggi dalam proses perkuliahan. Di jurusan Sasing, mahasiswa akan kembali learn to the basics di mana materi-materi dasar seperti speaking, listening, reading, writing, basic grammar, dll akan kembali di pelajari di semester awal perkuliahan yang setiap semester akan ditingkatkan levelnya, mulai dari basic, intermediate, hingga advanced. Sehingga tidak perlu takut dan merasa insecure jika masih memiliki kemampuan bahasa Inggris yang minim.

2. Sub Prodi

Pernah dengar istilah sub prodi? Nah, di jurusan Sasing, mahasiswa akan kembali dilema part.2 karena harus memilih bidang peminatan yang dikenal dengan istilah sub prodi. Untuk jurusan Sasing di kampus saya, sub prodi terdiri dari bidang literatur atau sastra dan linguistik. Namun, di sebagian kampus lain juga terdapat peminatan American Studies dan penerjemahan. Sistem peminatan ini bertujuan untuk mempertajam konsentrasi mahasiswa sebagai acuan untuk penelitian yang akan dilakukan di semester 8 nantinya. Mata kuliah yang ditawarkan pun akan diklasifikasikan berdasarkan peminatan yang dipilih dari semester 5.

Di peminatan sastra, tentu saja yang menjadi objek penelitian adalah karya-karya sastra seperti puisi, novel, cerita pendek, drama, dan prosa. Analisis dilakukan dengan mengkaitkan karya sastra tersebut dengan berbagai teori seperti feminisme, struktural, psikoanalis dan lain sebagainya. Beberapa contoh mata kuliah peminatan sastra antara lain studies on prose, studies on drama, popular culture, literary criticism, dll. Sedangkan pada peminatan linguistik, mahasiswa akan difokuskan pada analisis ilmu kebahasaan termasuk bagaimana perkembangan dan perubahan bahasa dalam penggunaannya. Beberapa contoh mata kuliah linguistik antara lain studies on phonetics and phonology, semantics, pragmatics, critical discourse analysis, dialectology, dll. Tapi tidak perlu cemas, karena mahasiswa punya empat semester awal yang pastinya akan memperkenalkan dasar-dasar seluruh peminatan sebelum melanjutkan ke studi lebih lanjut sebagai pertimbangan dalam memilih peminatan.

Selain itu, jurusan Sasing juga menawarkan mata kuliah pilihan program studi lainnya yang bersifat mengasah kreativitas mahasiswa yang masih berkaitan dengan bahasa sebagai pendekatan utama. Seperti mata kuliah tentang jurnalisme yang mengajarkan dasar-dasar ilmu jurnalistik, mata kuliah Business yang berkaitan dengan bahasa dalam dunia bisnis, dan mata kuliah Creative Writing yang mengajarkan pengaplikasian bahasa dengan kemampuan menulis agar eksis dalam dunia industri kreatif.

Dengan demikian, sangat penting bagi kamu yang ingin mendaftar di jurusan sasing untuk memperhatikan kurikulum kampus pilihan karena setiap kampus memiliki penawaran yang berbeda-beda dalam mata kuliah yang diajarkan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun