"Tanpa pengetahuan yang cukup mengenai pernikahan, pasangan sering terjebak dalam loveless marriage (pernikahan tanpa cinta) atau cinta yang kosong."Â
Dikutip dari kumparan (kumparan,2018), pada tahun 2015 berdasarkan data dari Kemenag ada 398.245 gugatan. Terdiri dari 113 ribuan gugatan talak oleh suami dan 281 ribu lebih oleh istri.Â
Pada tahun 2017 meningkat menjadi 415.898 gugatan cerai. Merdeka.com (2016) mengatakan bahwa satu dari sepuluh pernikahan di Indonesia berakhir dengan perceraian.Â
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh pembelajaranhidup.com, 65 persen responden dari total 248 responden di Indonesia merasa tidak bahagia dengan pasangannya dan relasi antara pasangan suami istri kian memburuk seiring dengan bertambahnya usia pernikahan mereka.Â
Kalau dilihat dari data diatas, angka perceraian semakin meningkat setiap tahunnya. Lalu dimana kah letak cinta yang menjadi alasan menikah? apakah cinta berdurasi? atau mungkinkah salah memilih pasangan?
Merujuk dari buku Deny Hen, The Great Marriage, memaparkan bahwa sebaik apapun hubungan di awal pernikahan, tidak menjamin hal tersebut menjadi patokan untuk kekekalan pernikahan. Umumnya bulan madu pernikahan dapat dinikmati sekitar satu sampai tiga tahun saja.
Setelah itu, tanpa pengetahuan yang cukup mengenai pernikahan yang sehat serta usaha untuk mempertahankannya, pasangan sering terjebak dalam loveless marriage (pernikahan tanpa cinta) atau sering disebut dengan empty love (cinta yang kosong).Â
1. Problem Dengan Cinta Romantis.
Cinta romantis atau passionate love adalah rasa kecenderungan / rasa suka, perasaan tertarik yang kuat kepada seseorang. didasari oleh perasaan, dan perasaan mudah sekali berubah. Â