Mohon tunggu...
Annisa Khafifa
Annisa Khafifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jika tidak menemukan kebaikan maka mulailah kebaikan dari dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Z dan Ketrampilan Tradisional: Menjaga Warisan di Era Digital

5 Januari 2025   09:47 Diperbarui: 5 Januari 2025   09:47 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penulis: Khafifa Khairi Annisa dan Vera Sardila 

Generasi Z dan Keterampilan Tradisional: Menjaga Warisan di Era Digital

Generasi Z, yang lahir antara 2000 dan 2010, adalah kelompok yang tumbuh dengan teknologi digital sebagai bagian integral dari kehidupan mereka. Dari media sosial hingga kecerdasan buatan, kemajuan teknologi telah menjadi faktor yang membentuk cara mereka berinteraksi, belajar, dan bekerja. Namun, meskipun mereka dikenal dengan keahlian mereka dalam teknologi dan dunia maya, ada hal lain yang tidak boleh dilupakan: pentingnya melestarikan keterampilan tradisional.

Keterampilan tradisional adalah keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi, seperti kerajinan tangan, pertanian organik, memasak dengan resep turun-temurun, serta teknik-teknik lainnya yang membutuhkan keahlian dan ketelatenan. Meskipun teknologi telah memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, keterampilan tradisional memiliki nilai yang tak ternilai dalam mempertahankan warisan budaya dan memperkaya kehidupan manusia.

Tantangan Generasi Z dalam Mempertahankan Keterampilan Tradisional

Salah satu tantangan terbesar bagi generasi Z adalah kesenjangan antara dunia digital yang serba cepat dengan proses belajar keterampilan tradisional yang lebih lambat dan membutuhkan dedikasi. Keterampilan seperti menenun, berkebun, atau merajut membutuhkan waktu, kesabaran, dan ketelatenan, sesuatu yang mungkin terasa sulit di tengah kesibukan dunia digital yang penuh dengan informasi instan.

Selain itu, banyak keterampilan tradisional kini dianggap kurang relevan dengan kehidupan modern. Masyarakat lebih cenderung mengandalkan teknologi untuk mempermudah tugas sehari-hari, seperti memasak dengan bantuan aplikasi resep atau membeli bahan pangan secara daring, daripada melibatkan diri dalam proses panjang yang diperlukan untuk mempelajari keterampilan tradisional.

Namun, meskipun tantangan ini ada, ada harapan bahwa generasi Z dapat menemukan cara untuk menggabungkan keterampilan tradisional dengan teknologi untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Menghubungkan Keterampilan Tradisional dengan Era Digital

Beberapa anggota generasi Z telah mulai menunjukkan minat yang lebih besar terhadap keterampilan tradisional, dengan cara yang lebih modern dan relevan. Misalnya, banyak influencer di media sosial yang berbagi pengalaman mereka dalam melakukan kerajinan tangan, memasak dengan bahan lokal, atau mengajarkan keterampilan seperti merajut melalui platform seperti YouTube atau Instagram. Dengan cara ini, keterampilan tradisional dapat dijangkau oleh audiens yang lebih luas, terutama yang lebih muda, dan dipopulerkan kembali dalam konteks yang lebih menarik.

Di sisi lain, ada pula banyak aplikasi dan platform daring yang membantu memfasilitasi pembelajaran keterampilan tradisional. Dari aplikasi untuk berkebun hingga tutorial memasak dengan cara tradisional, teknologi berfungsi sebagai alat yang mendukung pelestarian keterampilan tradisional tanpa harus meninggalkan dunia digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun