Mohon tunggu...
Annisa Julinah
Annisa Julinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menafsirkan Dakwah dengan Retorika yang Benar

26 Juni 2024   19:44 Diperbarui: 26 Juni 2024   19:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan Annisa Julinah

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

Retorika dalam dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah menjadi lebih menarik, atraktif, dan estetik. Dalam kenyataannya, dakwah memang membutuhkan retorika sebagai seni komunikasi verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika ibarat makanan tanpa garam, hambar.


Retorika dakwah juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas isi ceramah. Hal ini disebabkan karena retorika mengharuskan penyampaian pesan dengan bahasa yang baku, didukung data dan riset. Ceramah yang berbobot sesuai dengan audiens yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dalam dakwah berperan agar pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan rekreatif. Ketiga tujuan ini merupakan esensi dari retorika. Dengan begitu, pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami oleh audiens. Mereka merasa mendapatkan paket yang lengkap.

Penting juga bahwa retorika dalam dakwah digunakan untuk mengaplikasikan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ini adalah tiga jenis retorika yang diperkenalkan oleh Aristoteles. Ketiga elemen ini meningkatkan performa penceramah dan memberikan dampak positif pada respons audiens. Metode dakwah apapun yang digunakan, harus mencakup pathos, logos, dan ethos.

Retorika dalam dakwah juga penting karena mempertimbangkan audiens yang kini telah beralih ke online. Untuk menjangkau mereka, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, yakni dakwah melalui perangkat digital. Dalam komunikasi nonverbal, penceramah dapat menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh baik secara langsung maupun virtual.

Terakhir, retorika dalam dakwah diperlukan karena mempertimbangkan tahapan dalam berdakwah. Dalam retorika, ada lima tahapan pidato yang dapat diterapkan dalam dakwah. Tahapan tersebut adalah penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Namun, dakwah retorika sering dipahami sebagai dakwah yang isinya hanya retorika saja. Dakwah semacam ini biasanya ditujukan untuk tujuan tertentu seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah retorika sering kali dieksploitasi untuk gaya bicara yang memukau.

Oleh karena itu, dakwah retorika perlu ditinggalkan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah yang berasal dari langit. Banyak ayat al-Qur'an dan hadits Nabi yang bisa menjadi rujukan. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata menghilangkan ruh dakwah itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun