Mohon tunggu...
annisahermita
annisahermita Mohon Tunggu... Lainnya - freelancer

Hallo, perkenalkan saya Annisa Septia Hermita. Punya banyak kegemaran terutama menulis. Ya! saya suka menulis apapun. Baik itu serius, sedih, hingga menyenagkan. Bagi saya menulis adalah sebuah proses dari relaksasi diri, dan dari tulisan itulah saya bisa melihat seberapa jauh diri saya berkembang. Salam hangat, Annisa SH

Selanjutnya

Tutup

Diary

Teknologi Canggih, Tapi Uang Receh Tetap Penting: Ini Alasannya!

16 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   15:55 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernah tidak kamu menemukan koin 500 perak, 200 perak ataupun 100 perak? Koin-koin kecil yang jarang terlihat, ataupun seperti uang kertas seribu, dua ribuan? Beberapa orang masih mempedulikannya, namun bagi beberapa orang koin dan uang kertas sangat tidak ada artinya.

Di zaman yang serba cepat dan teknologi yang berkembang pesat, koin sering tak tampak, bahkan uang kertas kini sudah tergantikan dengan qris. Pernah satu waktu saya singgah di tempat makan, makan banyak dengan nikmat serta telah siap sedia uang kertas untuk membayar. Sampai kasir, uang kertas saya tidak bisa digunakan, kenapa? Karena pembayaran telah berganti dengan Qris. Saya bingung, teman sayapun bingung, dikarenakan tidak ada satupun dari kami yang mempunyai saldo dalam m-bangking ataupun e-wallet. Membayar menggunakan debit pada saat itupun tidak bisa, karena mesinnya bermasalah. Mau tidak mau, salah satu dari kita perlu isi uang dulu di atm terdekat. Iya, saya yang mencari atm dan teman saya ditahan di sana. Keluar dari rumah makan tersebut dengan membawa motor karena jarak rumah makan dengan atm juga tidak dekat. Sebelum keluar pun sudah ada masalah, saya bingung karena saya tidak memiliki uang receh. Karena pikir saya uang puluhan yang saya bawa untuk makan bisa dipecah dan bisa digunakan sebagai kembalian. Permasalahan yang tidak ada habisnya pikir saya. Akhirnya saya bilang dengan bapak parkir untuk membayar dua kali lipat setelah saya mencari atm, ya bagaimana? Mau tidak mau bukan?

Masalah tidak berhenti sampai di sini. Setelah keluar dari atm, mendadak bapak parkir muncul entah dari mana. Saya kaget dan langsung berpikir "wah ditagih nih", dan ya benar adanya, beliau meminta uang parkir. Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya tidak memiliki uang recehan sama sekali. Adanya uang puluhan dan ratusan, bukannya sombong tapi saya memang selalu membawa uang untuk jaga-jaga. Apesnya hari itu saya tidak ada uang recehan. Saya sempat bergenosiasi dengan pak parkir bahwa untuk kali ini biarkan saya tidak bayar. Bapak parkir tersebut sempat terdiam dan menunjukkan wajah kecewa. Tapi dasarnya saya yang tidak enakan membuat saya mengalah, sekali lagi, mau tidak mau, saya harus mencari warung untuk membeli sesuatu sekadar menukarkan uang receh. Ketemulah satu warung kecil yang tampak sepi, saya membeli jajanan di sana dan membayar menggunakan seratus ribuan, dan apa yang terjadi? Warung tersebut juga tidak memiliki kembalian receh. Mau tidak mau kesekian kalinya saya memutuskan untuk menunggu penjaga warung menukarkan uang ke toko sebelah. Setelah menunggu cukup lama, saya mendapatkan kembalian tersebut. Segera saya kembali ke atm dan memberikan uang parkir, kemudian tancap gas segera ke rumah makan.

Sampai sana, teman saya sudah cukup kesal, karena berpikir bahwa saya kabur. Kenyataannya saya kebingungan mencari uang recehan karena uang kertas yang saya bawa itu ternyata tidak cukup berguna. Setelah selesai urusan pembayaran di rumah makan dan membayar uang parkir double yang sudah saya janjikan, kami langsung pergi. Tidak sampai di sini sebenernya, karena saya sengaja ke minimarket untuk meminta tukar uang lagi dengan beberapa koin. Sengaja saya menukarkan dengan koin, karena tanpa sadar dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita terjebak dalam pola pikir meremehkan hal-hal kecil. Seperti koin yang jarang terlihat, kita sebagai manusia juga kerap sekali menyepelekan suatu hal kecil yang sebenernya bisa membantu kita. Koin kecil itu sangat diperlukan ketika kalian membutuhkan uang kembalian untuk parkir, memberikan rezeki kepada para pengamen di jalan, hingga menabung di celengan.

Dari hal ini kita bisa melihat bagaimana hal-hal kecil bisa berdampak, bahkan di sini kita bisa melihat kebiasaan saya yang lupa dengan hal sederhana. Kita cenderung lebih memfokuskan perhatian pada hal-hal besar, penting, ataupun monumental tanpa menyadari bahwa setiap pencapaian besar berawal dari tindakan-tindakan kecil. Hal-hal yang sering disepelekan namun memiliki kekuatan utnuk berkembang menjadi sesuai yang mampu mengubah kehidupan seseorang atau lingkungan sekitar


Melalui rubrik ini pesan yang didapat adalah menghargai setiap tindakan kecil yang kita lakukan, meskipun tampak sepele. Pencapain besar kita di masa depan juga bisa bergantung dari hal-hal kecil yang tak Nampak. Dunia memang serba cepat dan berfokus dengan hasil instan, namun kita tidak boleh melupakan kekuatan dari memahami proses dan berjalan perlahan.

Nb: tulisan ini dibuat dan telah di upload dari medium pribadi pemilik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun