Mohon tunggu...
Annisa Fitria
Annisa Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa yang pintar, cerdas, dan berkelas :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Calon Antropolog Muslim dalam Peningkatan Literasi Membaca Al Quran dan Terjemahannya di Kalangan Pelajar

21 Mei 2023   23:56 Diperbarui: 21 Mei 2023   23:59 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi tidak hanya tentang pengetahuan lingkup pendidikan saja melainkan memiliki cakupan yang sangat luas. Membaca Al-Qur’an dan terjemahannya juga merupakan sebuah literasi yang melibatkan pengetahuan agama dan ilmu-ilmu pengetahuan alam yang murni tertulis dalam kitab suci agama Islam. Budaya literasi membaca Al-Qur’an ini perlu ditingkatkan agar masyarakat terutama pelajar yang menjadi penerus kepemimpinan bangsa bisa memahami dengan baik akan pengetahuan agamanya. Dengan kecanggihan teknologi yang semakin pesat ini akhirnya juga bisa menggerus kewajiban umat Muslim dalam membaca kitab sucinya. Terlihat bahwa di zaman ini banyak sekali godaan duniawi yang sangat menggugah minat manusia dalam beribadah. Terlebih kecanggihan smartphone yang semakin pesat dan berbagai aplikasi sosial media maupun permainan yang semakin banyak akhirnya bisa menurunkan iman seseorang. Sebagai calon antropolog Muslim, saya akhirnya memiliki ide dalam meningkatkan literasi membaca Al-Qur’an dan terjemahannya di lingkungan pelajar. Ide ini muncul ketika saya melihat kondisi pelajar saat ini yang kian gemar dalam bersosial media daripada membaca Al-Qur’an. Di saat itu saya juga bernostalgia saat saya berada di bangku SD hingga SMA selalu tidak luput dengan membaca Al-Qur’an beserta terjemahannya karena rutinitas ini membuat saya penasaran akan isi dari kitab agama saya terutama pada saat terjemahan dari ayat yang menceritakan tentang sejarah Islam dan cerita para Nabi dan Rasul itu membuat saya lebih antusias lagi dalam membaca Al-Qur’an dan terjemahannya.

Dari nostalgia itu akhirnya menggerakkan saya untuk menyempurnakan ide saya dengan mewujudkan program literasi Al-Qur’an dan terjemahannya yang saya realisasikan kepada pelajar-pelajar Muslim di pelajar Muhammadiyah Wonokromo. Saat saya menjadi ketua di sebuah organisasi tingkat cabang yang dinaungi oleh persyarikatan Muhammadiyah itu akhirnya melancarkan saya dalam merealisasikan program tersebut. Program ini saya jalankan di anggota saya dan adinda-adinda organisasi tingkat ranting yang saya naungi. Pesertanya dari pelajar SMP-SMA dan beberapa juga mahasiswa yang berusia mulai dari umur 12 – 23 tahun. Program ini dilakukan setiap hari Senin dan Kamis, lalu saat Ramadhan selalu dilakukan setiap hari karena saat bulan puasa kami memiliki target yaitu satu hari tiga juz (One Day Three Juz). Bila di bulan selain Ramadhan, kami melaksanakannya hanya satu sampai dua jam saja tiap harinya. Program ini dilakukan dengan cara membaca tiap ayat beserta terjemahannya. Biasanya tiap beberapa kali waktu, saya mendatangkan guru ahli Al-Qur’an dan Hadist untuk mengkaji kandungan dari beberapa ayat yang dikaji bersama-sama.

Dari program tersebut akhirnya terlahir pelajar-pelajar yang memahami Al-Qur’an beserta terjemahannya dan maknanya. Tidak sedikit juga yang akhirnya juga tertarik dalam mengikuti program ini. Mereka menyampaikan bahwa program seperti inilah yang sebenarnya mereka juga cari. Dari antusiasme pelajar-pelajar ini membuat saya lebih semangat dalam merealisasikan program ini ke beberapa cabang Muhammadiyah di Surabaya hingga bisa sedaerah Surabaya. Tentunya selalu dengan evaluasi dan perubahan disetiap waktu agar dapat lebih menyempurnakan program ini hingga bisa dilakukan oleh seluruh sekolah Islam di Indonesia. Semua ini tidak akan terjadi bila saya tidak bergabung di organisasi “Ikatan Pelajar Muhammadiyah” yang telah saya ikuti sejak tahun 2014 hingga saat ini. Dari sini saya juga bisa ikut andil dalam berperan sebagai calon antropolog Muslim yang ikut merealisasikan budaya literasi membaca Al-Qur’an dan terjemahannya di kalangan pelajar. Hal ini juga akan mempengaruhi akhlaq dari pelajar yang akan menjadi calon penerus kepemimpinan bangsa ini. Saya juga berharap bahwa dengan dilakukan program ini juga dapat membiasakan pelajar-pelajar dalam berliterasi di semua pengetahuan dan pendidikan.

Program ini juga serupa ditemukan di MTS Shohibul Ilmi Bulukumba yang juga diunggah dalam situs website resmi Kementerian Agama. Di MTS tersebut juga dilakukan literasi membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan sebelum proses belajar mengajar dimulai. Seperti yang disampaikan oleh Riswandi selaku Wakil Kepala Sekolah bahwa kegiatan membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pahala dan aktivitas kebaikan yang nantinya bisa menjadi kebiasaan baik yang dilakukan oleh para siswa.

Dengan dilaksanakan program ini, kita dapat mengetahui bagaimana cara dan strategi yang bisa dilakukan dalam meningkatkan literasi pengetahuan maupun literasi membaca Al-Qur’an dengan sebagai berikut:

Merencanakan ide dan pemikiran baru dalam membuat program literasi yang menarik bagi pelajar atau masyarakat yang akan menjadi sasaran.

Mengobservasi apa saja yang dibutuhkan oleh sasaran program tersebut sehingga dapat tepat mempengaruhi sasaran masyarakat.

Merealisasikan program tersebut dengan benar dan bijak agar dapat memberikan kesan nyaman terhadap peserta atau sasaran.

Mengevaluasi setiap saat agar dapat segera memperbaiki apa saja yang perlu diubah agar selalu ada pembaruan

Itulah yang diterapkan dari program tersebut yang hingga kini akhirnya menjadi sebuah cara maupun strategi dalam melaksanakan program tersebut. Dengan adanya strategi ini dapat juga dilakukan di cabang lain yang nantinya akan mewujudkan terealisasinya program tersebut ke daerah-daerah lainnya hingga ke seluruh Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun