Mohon tunggu...
Annisa Fepy Nabila
Annisa Fepy Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Globalisasi Ekonomi: Menyelesaikan Masalah Ketimpangan dan Kemiskinan Global dengan Kerja Sama Internasional

4 Juni 2023   21:04 Diperbarui: 5 Juni 2023   09:53 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

           Globalisasi merupakan sebuah proses yang memungkinkan masyarakat di seluruh dunia untuk terhubung dan saling terkait dalam semua aspek kehidupan mereka, termasuk dalam bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan, dan sebagainya. Dalam bidang ekonomi, globalisasi berdampak pada perdagangan antara beberapa negara yang bersifat bebas dan faktor pendorong utama globalisasi adalah meningkatnya aliran informasi, uang, dan barang melalui perusahaan multinasional. Globalisasi ekonomi merupakan konsep ilmu ekonomi memyebar ke seluruh dunia tanpa ada batasan. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin berkurang batasan geografis dalam kegiatan ekonomi dan menjadi sebuah proses global yang melibatkan banyak negara. Kegiatan perekonomian kini tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga internasional, dan tidak lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan saja, melainkan juga mencakup produksi, pemasaran, dan bahkan sumber daya manusia. Dampak dari hal ini adalah semakin eratnya keterkaitan perekonomian antar negara, sehingga peristiwa ekonomi di satu negara dengan cepat dan mudah dapat memengaruhi negara-negara lainnya.

           Globalisasi ekonomi berada di luar jangkauan kontrol atau pengaruh pemerintah, karena proses tersebut didorong oleh kekuatan pasar global, bukan oleh kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sendiri. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, globalisasi ekonomi merupakan sebuah bentuk inovasi yang tidak terbatas pada sektor perdagangan internasional. Dampak dari globalisasi ekonomi terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan dalam beberapa abad belakangan. Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, globalisasi ekonomi telah berkembang pesat, sehingga perdagangan barang dan jasa antarnegara menjadi lebih terbuka dan meningkat. Meskipun perdagangan internasional telah ada sejak lama, globalisasi ekonomi mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam 20-30 tahun terakhir. Seiring waktu, hambatan perdagangan antarnegara semakin berkurang, dan negara-negara membuka akun lancar dan akun modal mereka.

            Ketimpangan ekonomi global merujuk pada kesenjangan atau ketidakseimbangan dalam distribusi kekayaan, sumber daya, dan kesempatan ekonomi di antara negara-negara di seluruh dunia. Di tingkat global, ketimpangan ekonomi terlihat dalam perbedaan pendapatan per kapita antara negara-negara maju dan berkembang, dengan negara-negara maju memiliki pendapatan yang jauh lebih tinggi. Dalam praktiknya, dapat dikatakan bahwa perdagangan bebas cenderung memberikan keuntungan bagi negara-negara maju. Negara-negara maju terus mencari peluang pasar baru di seluruh dunia untuk memperluas penjualan produk industri mereka. Hal ini merupakan bagian dari gerakan globalisasi yang tidak ingin dibatasi oleh batasan-batasan negara. Dampak negatif dari ketimpangan ekonomi global dapat dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama mereka yang tinggal di negara-negara berkembang. Kurangnya akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak dapat menyebabkan kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, serta meningkatkan ketegangan sosial dan politik. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi global menjadi sangat penting dalam rangka menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

            Tidak dapat disangkal bahwa kemiskinan global masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya terpecahkan, yaitu ketika tidak ada lagi orang yang hidup di bawah standar hidup yang layak. Kemiskinan global merujuk pada keadaan di mana individu, keluarga, atau masyarakat di seluruh dunia hidup di bawah garis kemiskinan yang telah ditetapkan oleh lembaga internasional seperti Bank Dunia. Kemiskinan global disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, perawatan kesehatan, dan kesempatan kerja yang layak, serta adanya ketimpangan ekonomi, korupsi, dan konflik. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kemiskinan global, mulai dari faktor individu seperti kurangnya usaha, hingga faktor struktural yang disengaja. Meskipun sudah ada berbagai program yang berusaha mengatasi kemiskinan global, tetapi hingga saat ini belum terlihat hasil yang signifikan dan bahkan ada kemungkinan kadar kemiskinan semakin meningkat.

            Menurut Andrew Heywood, idealisme merupakan suatu pendekatan dalam politik internasional yang menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan ideal, bukan kekuasaan dan pengejaran kepentingan nasional, sebagai panduan dalam pembuatan kebijakan luar negeri. Sebaliknya, kebijakan luar negeri harus didasarkan pada prinsip-prinsip moralitas dan keadilan, seperti hak asasi manusia, demokrasi, perdamaian, dan kerja sama internasional. Heywood juga mengatakan bahwa idealisme cenderung memandang manusia sebagai makhluk yang dapat berubah dan berkembang, dan bahwa perubahan sosial dan politik dapat dicapai melalui reformasi sistem internasional dan pengembangan norma-norma internasional yang lebih baik. Meskipun idealisme sering dikritik oleh realis sebagai tidak realistis dan naif, Heywood menganggap idealisme sebagai salah satu pandangan penting dalam ilmu politik dan hubungan internasional, yang dapat memberikan inspirasi dan pedoman bagi upaya-upaya untuk mencapai perdamaian dan keadilan di dunia.

             Terdapat dua pandangan berbeda tentang kaitan antara idealisme dan globalisasi ekonomi. Pertama, adanya pandangan bahwa idealisme sangat penting dalam menghadapi fenomena globalisasi ekonomi. Idealisme dapat menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan ekonomi di era globalisasi. Idealisme dapat membantu menentukan nilai moral yang harus diikuti saat mengambil keputusan bisnis, seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Kedua, ada pandangan bahwa idealisme tidak relevan di era globalisasi ekonomi. Pada era globalisasi ekonomi, aktivitas ekonomi ditentukan oleh kepentingan dan keuntungan bisnis, sehingga nilai dan kebenaran moral yang abstrak tidak dapat digunakan untuk memandu keputusan bisnis. Pandangan ini menekankan pentingnya efisiensi dan hasil sebagai pendorong utama dalam keputusan bisnis.

Dalam praktiknya, hubungan antara idealisme dan globalisasi ekonomi sangat kompleks dan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan pendapat masing-masing individu atau kelompok. Namun secara umum, idealisme dapat memberikan efek positif dalam melakukan kegiatan ekonomi di tengah fenomena globalisasi, terutama dalam mengedepankan kejujuran dan tanggung jawab sosial perusahaan.

             Dalam globalisasi ekonomi, idealisme dapat memberikan pedoman untuk memastikan bahwa kegiatan ekonomi global tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu atau negara maju saja, tetapi juga menguntungkan seluruh masyarakat global, terutama mereka yang terpinggirkan dan kurang berkembang. Idealisme dapat membantu mendorong kerjasama internasional dan memperkuat sistem kerjasama global dalam mengatasi ketimpangan dan kemiskinan. Idealisme menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral yang bersifat universal, seperti perdamaian, keadilan, dan kesetaraan, sehingga dapat memperkuat hubungan antar negara dan masyarakat dalam mencapai tujuan yang sama. Dalam konteks globalisasi ekonomi, idealisme dapat memperkuat peran organisasi internasional dan kerjasama global dalam mengatasi masalah ketimpangan dan kemiskinan, seperti melalui program bantuan pembangunan, perdagangan yang adil, dan penghapusan hutang.

             Organisasi Internasional merupakan salah satu unsur yang sangat penting ketika melakukan kegiatan internasional. Salah satu studi kasus mengenai globalisasi ekonomi yakni ICRC (International Committee of the Red Cross) yang menangani isu krisis kemanusiaan di Somalia pada 2011 hingga 2016. ICRC sendiri memiliki motif altruism motif idealisme, yakni motif yang mana dilakukan sebagai bentuk kewajiban moral dan rasa kebersamaan dalam membantu negara lain yang memiliki kekurangan tanpa adanya tujuan yang strategis atau tujuan tertentu. Somalia merupakan salah satu negara yang berkonflik yang terletak di Afrika, konflik-konflik tersebut meliputi konflik budaya, perebutan SDA, hingga ketidakstabilan politik di dalam pemerintahannya. Somalia juga dikenal sebagai negara yang memiliki tanah yang tandus dengan curah hujan yang rendah yang menyebabkan terjadinya kekeringan.

            Dari adanya bencana nasional kekeringan yang terjadi di Somalia ini menarik simpatisme dari dunia global. Pasalnya bencana kekeringan tersebut banyak memakan korban jiwa. ICRC sebagai organisasi kemanusiaan internasional melibatkan diri dalam penanganan krisis di Somalia. Berdasarkan data solopos.com terdapat ratusan orang mati kelaparan setiap 48 jam dari adanya kekeringan parah yang mengancam 50.000 nyawa anak diambang kematian. Sejak tahun 2011 hingga 2016 telah menelan korban jiwa sebanyak 260.000. Dengan adanya bantuan dari ICRC, masyarakat Somalia terbantu dengan adanya distribusi pasokan makanan dan sumber air bersih sehingga masalah kelaparan dapat ditekan dan perekonomian di Somalia semakin membaik.

            ICRC berkomitmen dalam membantu krisis di Somalia melalui perjanjian dengan Kantor Pengawas Organisasi Asing Harakat Al-Shabaab Al Mujahidin Somalia. Dalam perjanjian tersebut, ICRC menyediakan bantuan jatah makanan selama bulan Juni dan Desember 2011 untuk 1,2 juta masyarakat di Somalia bagian tengah dan selatan. ICRC mendistribusikan lebih dari 17.000 karung beras, minyak dan kacang yang tersebar di 1.600 di tempat yang berbeda. Selaim itu, ICRC juga melaksanakan kegiatan penggalangan dana bagi korban di Somalia sebesar 700 miliar Rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun