Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan digelar serentak tahun depan. Rencananya akan ada 171 daerah yang mengikuti ajang pemilihan kepala daerah itu.
Tentunya, pertarungan politik dalam Pilkada tahun depan akan semakin sengit. Pasalnya, proses pemilihan tersebut hanya selisih kurang dari satu tahun dengan penyelenggaran Pileg dan Pilpres 2019.
Menanggapi momen politik tersebut, Presiden Joko Widodo menghimbau agar Pilkada tidak memecah persatuan dan kesatuan NKRI. Presiden Republik Indonesia itu pun meminta jangan sampai karena pertarungan politik berdampak pada adu domba antar penganut agama dan suku tertentu.
"Negara kita besar, yakni terdiri dari sebanyak 714 suku dan sebanyak 215 juta penduduk di Indonesia, sehingga jangan sampai ada pertikaian antar agama dan suku hanya karena Pilkada," kata Joko Widodo dalam sambutannya pada penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Pontianak, Kamis (28/12/2017).
Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa berbeda pilihan politik dalam Pilkada itu biasa saja. Justru yang terpenting adalah menjaga kerukunan, persaudaraan, dan persatuan.
"Itu pesta demokrasi, pilihan boleh beda, tidak masalah tapi tetap harus rukun dan damai," ujarnya.
Setiap rakyat bebas memilih pemimpin yang dinilai paling baik, asalkan didasarkan pada aspek kapasitas kepemimpinannya, kemampuan menyelenggarakan pemerintah dan memajukan wilayahnya. Bukan karena agama, suku ataupun identitas lainnya.
"Gunakan hak pilih, dan pilihlah pemimpin yang paling baik, dan jangan sampai rakyat dipanas-panasi. Serta jangan sampai karena Pilkada kita menjadi tidak utuh dengan tetangga, kemudian antar kampung atau antar agama, dan antar suku," pungkas Presiden Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H