Mohon tunggu...
Annisa DessyFitriyani
Annisa DessyFitriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya menyukai menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etnomatematika pada Batik Betawi Terogong

13 Juli 2022   21:40 Diperbarui: 13 Juli 2022   21:49 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etnomatematika merupakan matematika yag dipraktikkan oleh kelompok budaya, seperti masyarakat perkotaan dan pedesaan, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu, masyarakat adat, dan lainnya. (Rachmawati, 2015). Sebagai pusatnya pusat kegiatan budaya, tentu Jakarta menyimpan berbagai kebudayaan di dalamnya. Salah satu yang banyak diketahui adalah batik tradisional betawi yaitu batik terogong. Penulis menemukan motif Batik Terogong yang berkaitan dengan konsep-konsep matematika, seperti geometri datar, garis, dan titik sudut  pada matematika

Batik Betawi Terogong berdiri pada tanggal 5 September 2012. Terogong diambil dari nama suatu kampung di wilayah Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan yang sampai saat ini masih dihuni oleh mayoritas masyarakat Betawi. Batik Betawi Terogong didirikan oleh sekelompok keluarga Betawi yang peduli terhadap survive-nya kebudayaan Betawi di tengahtengah Jakarta yang cosmopolitan.

Pemafaatan konsep-konsep matematika berdasarkan pada Motif Batik Betawi Terogong sebagai berikut : 

1. Motif yang terdapat dalam Batik Betawi Terogong diantaranya, sudut bertolak belakang, garis, segitiga, belah ketupat dan lingkaran. Menggambarkan konsep matematika secara nyata pada materi Garis dan Sudut serta Bangun Datar

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Motif yang terdapat dalam Batik Betawi Terogong  tentu akan menimbulkan perspektif baru tentang matematika bahwa pemanfaatan matematika dalam kehidupan sehari begitu beragam. Sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami matematika jika diberikan bukti konkret dari pengaplikasian matematika.

2. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika tentu akan lebih terasa manfaatnya, karena peserta didik sudah dikenalkan dari bukti konkret dari matematika serta mengenalkan bahwa budaya juga bisa berkaitan dengan matematika.

3. Pembelajaran matematika telah mengikuti kaidah pengajaran yang telah ada yaitu, pembelajaran yang diawali dengan suatu hal yang konkret kemudian abstrak, dari sederhana kemudian ke kompleks dan dari yang mudah menuju yang sulit.

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun