Mohon tunggu...
annisa djuri
annisa djuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo

seorang mahasiswi psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Psikososial Remaja: Menghadapi Perubahan dan Membangun Identitas

30 Mei 2024   12:55 Diperbarui: 30 Mei 2024   13:07 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Orientasi seksual merupakan bagian penting dari identitas remaja. Proses pembentukan orientasi seksual melibatkan interaksi yang kompleks antara faktor genetik, pengaruh lingkungan sosial, dan pengalaman individu. Remaja sering kali menghadapi tantangan dalam memahami dan menerima orientasi seksual mereka, terutama karena pengaruh dari keluarga, teman sebaya, dan representasi orientasi seksual dalam masyarakat. Dukungan dan penerimaan dari lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap perkembangan identitas seksual mereka.

Pencarian Identitas Menurut Teori Erikson

 Teori perkembangan Erikson menekankan pentingnya proses pencarian identitas pada masa remaja. Menurut teori ini, remaja dihadapkan pada konflik psikososial antara identitas dan kebingungan identitas. Penyelesaian konflik ini merupakan tahap krusial dalam pembentukan individu dewasa yang memiliki pemahaman yang kuat tentang diri mereka sendiri. Proses pencarian identitas ini dapat melibatkan eksplorasi berbagai peran sosial, nilai-nilai, dan aspirasi masa depan.

Marcia mengidentifikasi empat jenis status identitas, yaitu pencapaian identitas (identity achievement), penutupan (foreclosure), penundaan (moratorium), dan difusi identitas (identity diffusion), yang masing-masing memiliki perbedaan dalam keberadaan krisis dan komitmen. Pada identitas pencapaian, individu telah berhasil menyelesaikan krisis dan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keputusan-keputusan yang telah dibuat. Contoh seperti Kate menunjukkan bahwa orang-orang dalam kategori ini cenderung lebih matang dan kompeten dalam hubungan interpersonal. Sementara itu, pada foreclosures, individu membuat komitmen tanpa melalui krisis atau pertimbangan yang mendalam. Andrea adalah contoh foreclosures yang puas dengan keputusannya tanpa banyak pertimbangan. Selanjutnya, moratorium terjadi ketika individu mengalami krisis identitas tanpa membuat komitmen yang kuat. Contohnya adalah Nick, yang sedang merenungkan berbagai keputusan hidupnya tanpa membuat komitmen yang kuat. Terakhir, identity diffusion terjadi ketika individu tidak mengalami krisis identitas dan tidak membuat komitmen yang kuat. Contohnya adalah Mark, yang merasa tidak yakin tentang dirinya sendiri dan tidak mau berkolaborasi.

Dampak Hubungan Sosial

Interaksi remaja dengan lingkungan sosial mereka memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan psikososial mereka. Keluarga memberikan landasan penting dalam pembentukan nilai-nilai, norma-norma sosial, dan ekspektasi dalam kehidupan remaja. Interaksi dengan teman sebaya membantu remaja dalam pengembangan keterampilan sosial, identitas sosial, dan dukungan emosional. Selain itu, lingkungan sosial yang lebih luas seperti sekolah dan masyarakat memberikan konteks bagi remaja untuk memahami peran mereka dalam struktur sosial yang lebih besar.

Seperti yang didapati oleh Jackie Robinson, dukungan emosional yang penting selama masa remaja yang rumit, sekaligus merupakan tekanan bagi perilaku yang disesalkan oleh orang tua, adalah meningkatnya keterlibatan remaja dengan teman sebaya mereka. Remaja yang mengalami perubahan fisik yang cepat menemukan kenyamanan dengan berbagi pengalaman dengan orang lain yang juga sedang mengalami perubahan yang sama. Penolakan remaja terhadap standar orang dewasa dan otoritas orang tua menguatkan kebutuhannya untuk mencari masukan dari teman sebaya yang menghadapi situasi yang serupa. Mereka meragukan kemampuan orang tua mereka sebagai contoh perilaku, tetapi pada saat yang sama, mereka belum cukup yakin untuk mandiri, sehingga mereka mencari panduan dari teman sebaya untuk mengetahui apa yang dianggap "benar" dan "salah". Kelompok teman sebaya merupakan sumber kasih sayang, simpati, pengertian, dan panduan moral; tempat untuk bereksperimen; dan lingkungan untuk mendapatkan otonomi dan independensi dari orang tua. Kelompok tersebut juga menjadi tempat untuk membentuk hubungan intim yang berfungsi sebagai "latihan" untuk hubungan intim dalam kehidupan dewasa

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perkembangan psikososial pada masa remaja, dapat disimpulkan beberapa hal penting. Pertama, proses pencarian identitas pada remaja merupakan tahap yang kompleks dan penting dalam perkembangan individu, di mana mereka mengalami konflik internal dan eksternal dalam menentukan nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup yang membentuk konsep diri mereka. Kedua, interaksi dengan lingkungan sosial, termasuk keluarga, teman sebaya, dan masyarakat, memainkan peran krusial dalam pembentukan identitas remaja, di mana dukungan dan penerimaan dari lingkungan dapat membantu remaja merasa diterima dan memahami diri mereka dengan lebih baik. Ketiga, teori perkembangan Erikson menyoroti pentingnya penyelesaian krisis identitas versus kebingungan identitas pada masa remaja, dimana remaja yang berhasil menyelesaikan tahap ini cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dan kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup dengan lebih baik. Terakhir, pembentukan orientasi seksual juga merupakan aspek penting dalam perkembangan identitas remaja, di mana faktor genetik, lingkungan sosial, dan pengalaman individu berperan dalam membentuk pemahaman remaja terhadap orientasi seksual mereka. 

Dengan pemahaman yang mendalam mengenai proses perkembangan psikososial pada masa remaja, kita dapat memberikan dukungan yang tepat dan efektif bagi remaja dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terjadi selama periode penting ini. Dukungan yang positif dan inklusif dari lingkungan sekitar dapat membantu remaja mengembangkan identitas yang kokoh dan memasuki masa dewasa dengan keyakinan diri yang kuat

REFERENSI

Papalia, D. E., et al. (2009). Human Development (Psikologi Perkembangan) jilid 9. Jakarta: Kencana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun