Mohon tunggu...
Annisa Dinar
Annisa Dinar Mohon Tunggu... lainnya -

Cewek , pemimpi , dan gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Curhatku

28 September 2011   08:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denpasar , 28 September 2011

Sudah lima hari aku tak melihat pesanmu lagi di ponselku . Tak ada lagi namamu dari semua pesan-pesan yang masuk ke ponselku itu . Membuatku semakin tersadar kamu...telah pergi . Terkadang aku memutar kenangan milik kita kembali selama kurang lebih dua minggu itu dan aku pasti akan kembali menangisimu . Aku teringat saat pertama kali menerima pesanmu , betapa aku langsung membalasnya seketika itu juga dan menjadi panik sendiri karena aku merasa aku pasti terlihat antusias sekali menerima pesanmu . Hingga adikku yang kumintai pendapat tentang balasan pesanku hanya berkata , "Mbak terlalu cepat khawatir!" . Aku menanti balasanmu seharian itu dengan senyum yang tak pernah terhapus dari wajahku . Bahkan hari-hari selanjutnya aku menunggu pesanmu dengan sepenuh hati dan betapa senyumku akan langsung terlukis di wajahku begitu mendapatkan pesan darimu . Pesanmu , pesanku , pesan kita tak pernah sedikit pun membicarakan tentang hati . Tapi bagiku , kamu telah terpatri di hati , jantung , dan pikiran . Sehingga saat aku kehilanganmu betapa sakit hati , jantung , dan otakku . Aku terkadang sampai merasa tak sanggup lagi berpikir tentangmu , karena betapa aku takut bila aku tak bisa maju karenamu . Kamu tak pernah inginkan itu bukan ? Tapi betapa masalah hati tak pernah bisa dikalahakan logika . Kini aku tahu , apa cinta buta itu , apa yang orang bilang 'saat jatuh cinta kita seringkali melakukan hal-hal bodoh' , aku tahu apa itu . Aku juga tahu masalah ini takkan bisa diselesaikan dengan akal pikiran ataupun logika . Tidak sama sekali . Karena masalah hati hanya Allah dan waktu yang akan menyembuhkannya . Lalu kini , tersenyumlah bila melihatku menangis . Tertawalah bila kau mendengarku mengomel tentangmu . Mengertilah bila aku benar-benar jatuh cinta padamu .  Lalu maafkan bila mungkin rasa ini akan tetap disini untuk waktu yang lama . Kamu gak bisa membantahnya , lagipula aku juga tak butuh bantahanmu , wekz!

-dinar-280911-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun