Pernahkah Anda mendengar tentang mumps? Penyakit yang sering dianggap sepele ini ternyata dapat membawa dampak yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Mumps, atau yang sering kita kenal dengan nama gondongan, dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar ludah dan berpotensi menimbulkan komplikasi yang membahayakan. Apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang terinfeksi mumps, dan mengapa vaksinasi menjadi kunci utama untuk pencegahannya? Mari kita selami lebih dalam.
Mumps merupakan sebuah infeksi oleh virus yang menyerang kelenjar ludah (parotis gland) yang berada di antara rahang dan telinga. Hal ini akan menimbulkan peradangan dan pembengkakan pada pipi belakang bagian bawah atau leher bagian atas. Infeksi penyakit ini memiliki sebutan lain yaitu penyakit gondongan atau parotitis. Virus mumps adalah penyebab yang terbanyak kejadian parotitis. Penyebaran virus ini melalui droplet udara saat penderita batuk, bersin, berbicara, dan kemungkinan melalui urine. Hal ini membuat penyebaran penyakit ini sangat cepat. Meskipun vaksinasi mumps telah berhasil mengurangi angka kejadian penyakit ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap bahaya dan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh mumps.
Di seluruh dunia, angka terjangkitnya virus mumps ini hampir merata dan mengenai pria serta wanita dengan perbandingan yang sama. Namun umumnya penyakit ini 85% lebih banyak terkena pada anak yang berusia kurang dari 15 tahun. 15% sisanya menyerang pada dewasa dan biasanya kasus infeksinya menjadi lebih berat karena menyerang organ-organ lain seperti testis, saraf, payudara, prostat dan pankreas.
Meskipun mumps biasanya dianggap sebagai penyakit ringan, namun ada beberapa komplikasi serius yang bisa muncul, di antaranya:
1. Orchitis: Orchitis atau peradangan testis adalah salah satu komplikasi serius yang dapat muncul setelah infeksi mumps pada pria. Sekitar 20-30% kasus mumps pada pria dewasa dapat mengalami orchitis. Meskipun kebanyakan kasus orchitis tidak menyebabkan kerusakan permanen pada kesuburan, pada beberapa kasus yang lebih parah, orchitis bisa menyebabkan kemandulan jika kedua testis terpengaruh. Komplikasi ini menjadi salah satu alasan mengapa vaksinasi sangat penting bagi pria, terutama yang ingin menjaga kesehatan reproduksi mereka.
2. Meningitis: Mumps dapat menyebabkan meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis mumps biasanya terjadi dalam bentuk ringan, namun dapat berpotensi berbahaya, menyebabkan sakit kepala hebat, leher kaku, demam, dan dalam beberapa kasus, gangguan neurologis. Komplikasi meningitis dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan kematian, meski risiko ini sangat rendah.
3. Tuli: Salah satu komplikasi langka namun signifikan dari mumps adalah gangguan pendengaran. Mumps dapat menyebabkan peradangan pada telinga bagian dalam yang dapat mengarah pada tuli permanen. Meskipun kejadian tuli permanen akibat mumps sangat jarang, komplikasi ini tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak yang mungkin menderita gangguan pendengaran sepanjang hidup mereka.
4. Ensefalitis: Mumps juga bisa menyebabkan ensefalitis, yaitu peradangan otak yang sangat serius dan dapat berakibat fatal. Gejala ensefalitis termasuk kejang, kebingungan, perubahan perilaku, dan koma. Meskipun ini adalah komplikasi yang sangat jarang, potensi kerusakan otak akibat ensefalitis membuatnya menjadi salah satu komplikasi yang paling ditakuti dalam kasus mumps.
5. Komplikasi Reproduksi pada Wanita: Mumps tidak hanya berisiko pada pria, tetapi juga pada wanita. Infeksi mumps dapat menyebabkan radang ovarium yang berujung pada nyeri perut dan gangguan pada siklus menstruasi. Meskipun jarang, infeksi ovarium juga bisa berdampak pada kesuburan wanita jika terjadi kerusakan permanen pada ovarium.
6. Komplikasi pada Sistem Pernapasan: Selain dampak pada organ reproduksi dan saraf, mumps juga bisa memengaruhi sistem pernapasan, terutama pada anak-anak yang memiliki masalah pernapasan sebelumnya. Komplikasi seperti pneumonia dapat memperburuk kondisi dan membuat pemulihan menjadi lebih sulit.