Dahulu para orang tua berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah negeri karena dipercaya bahwa sekolah negeri kualitasnya lebih bagus daripada sekolah swasta. Namun paradigman seperti ini sudah tidak lagi berlaku di zaman sekarang. Dilihat dari beberapa prestasi gemilang yang diraih oleh sekolah-sekolah swasta dalam even-even besar seperti olimpiade, kualitas sekolah swasta yang rata-rata bertaraf internasional ini menggerus habis popularitas sekolah negeri.
Sekolah swasta dinilai lebih unggul dari banyak hal mulai dari kualitas guru pengajar, sistem manajemen dalam sekolah, dan juga fasilitas yang jauh lebih baik dibanding dengan sekolah negeri.
Terkait kualitas siswa sekolah swasta dan negeri, Pengamat Pendidikan, Sudarwan Danim mengakui adanya perbedaan yang nyata dalam kualitas pendidikan antara sekolah swasta dengan negeri. Tak hanya di Indonesia, bahkan di internasional pun lembaga pendidikan swasta juga lebih bagus kualitasnya dibandingkan dengan lembaga pendidikan milik pemerintah. “Lembaga pendidikan swasta pada dasarnya mempunyai area kebebasan akademik sehingga kreatifitas peserta didiknya lebih berkembang. Sedangkan lembaga pendidikan negeri lebih kepada pola kekuasaan dengan banyak regulasi (aturan) yang membuat kemunduran kreatifitas para siswanya,” terangnya. (Dikutip dari laman harianrakyatbengkulu.com)
Sekolah negeri memang memiliki sistem belajar yang berbeda dengan sekolah swasta dimana sekolah swasata lebih memberikan ruang gerak kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dan menggali potensi yang ada dalam diri siswa. Berbeda dengan sekolah negeri yang kurang mengajak terjun siswa kedalam proses pembelajaran yang aktif sehingga siswa kurang berkembang.
Serupa dengan pendapat Sudarwan Danim, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Yatim Mustafa mengungkapkan bahwa sekolah swasta lebih cendrung memiliki manajemen yang baik. Guru di sekolah swasta dituntut disiplin yang lebih tinggi sehingga menghasilkan mutu sistem belajar mengajar yang baik pula. Demikian pula mengenai produk pendidikan. Murid berprestasi lebih cendrung berasal dari sekolah swasta. Biasanya sekolah swasta bisa menegakkan aturandengantegas. Mau diberikan sanksi semisal mutasi untuk guru di sekolah negeri, cukup sulit. Mereka pegawai negeri,” papar Yatim memberikan alasan. (Dikutip laman posmetrobatam.com)
Kualitas guru pun menjadi faktor esensial. kualifikasi maupun kompetensi, masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintahkarena dinilai masih sangat lemah, selain itu kesejahteraannya guru juga masih perlu diperhatikan.
Permasalahan tak terhenti sampai di situ. Fasilitas sekolah juga menjadi penghambat kualitas sekolah negeri. Sebagai contoh salah sekolah yang menyandang predikat unggulan di Pematang Siantar, Sumatera Utara, masih menjadi masalah. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematang Siantar Drs. Resman Panjaitan, kondisi SMA Negeri 4 belum layak dikatakan sebagai sekolah unggulan, karena kondisi gedung yang masih sangat memprihatinkan. “Gedung sekolahnya sudah kumuh. Padahal sebagai sekolah unggulan, gedung sekolah mestinya memiliki keistimewaan seperti harus dicat indah dan bersih agar siswa nyaman belajar,” kata Resman. (Dikutip laman harianandalas.com)
Kondisi sekolah negeri yang berada di bawah naungan pemerintah harusnya bisa berbeah diri dan belajar dari sekolah swasta. Dengan dana anggaran pendidikan yang mencapai Rp 344,4 trilun pemerintah seharusnya mampu untuk mengatasi kemunduran prestasi sekolah negeri mulai dari meningkatkan kualitas pengajar dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan peningkatan kesejahteraan guru, penyediaan fasilitas yang memadai disetiap sudut sekolah, serta memperbaiki sistem manajemen sekolah dan tentu yang terpenting adalah kurikulum pendidikan yang sampai saat ini masih belum memberikan peningkatan yang signifikan dalam kualitas pendidikan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H