Mohon tunggu...
Annisa Daulay
Annisa Daulay Mohon Tunggu... -

IMDb http://www.imdb.com/user/ur35486420/?ref_=nb_usr_prof\r\n\r\nTumblr http://unconditionalifestuff.tumblr.com/\r\n\r\nInstagram http://instagram.com/annisadaulay

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Jakarta Harusnya Belajar dengan Tetangga Perihal Transportasi

28 September 2013   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Transportasi di Indonesia, khususnya di Jakarta memang udah gak karuan ya. Macet dimana-mana udah  bukan hal yang mengagetkan lagi. Baru-Baru ini aku baru aja pulang liburan dari sebuah negara yang dekat dengan Indonesia, Singapura. Sedikit cerita pengalaman selama di sana, Singapura bener-bener teratur, bersih, dan nyaman. Beda dengan Ibukota kita ya.

Sesampainya di Changi Airport, saya mendarat dari terminal 1 dan kemudian saya diantar menuju terminal 2&3 untuk menuju ke stasium MRT. Dari terminal 1 ke terminal 2&3 itu saya disambut dengan shuttel yang bukan berbentuk mobil atau bis, melainkan seperti monorail. Dan karena aku pertama kali juga melancong ke luar negeri, jadinya masih agak terlihat norak juga, yang pasti Changi Airport itu besaaar dan bersih banget.

Yang paling bikin terkejut lagi eskalator di stasium MRT. Eskalator di sana kencang sekali dan juga orang-orang di sana ga ada yang berjalan lambat. Semua serba cepat, ga ada tuh yang lamban-lamban. Menunggu MRT paling lama sekitar 3 menit karena itu jarang ada penumpukan penumpang yang menunggu, dan di dalam MRT pun tidak pernah berdesakan walaupun ramai, mungkin karena armadanya yang banyak. Saat jam berangkat kerja kantor, stasiun MRT dipadati banyak orang tapi gada yang berdesak-desakan. Walaupun padat semua orang jalan cepat dengan teratur, jadinya tetap tertib. Memang budaya tertib ini yang paling penting buat diterapkan.

Pemerintah Singapura memang memfasilitasi warganya dengan sangat baik. Di tempat-tempat umum selalu ada lift untuk orang yang berkursi roda ataupun ibu-ibu yang membawa troli. Trotoar yang disediakan juga besar dan bersih. Pelajalan kaki memang dibuat nyaman dengan fasilitas yang ada.

Ada satu lagi, suatu sore saat saya sedang ingin menyebrang jalan, saat itu saya sedang menunggu lampu penyebrang jalan berubah menjadi hijau. Saat itu di depan saya ada sebuah mobil yang sedang melaju, namun karena lampu tiba-tiba berubah menjadi merah akhirnya mobil tersebut buru-buru berhenti dan  mobil tersebut berhenti di depan garis batas zebra cross untuk menyebrang. Dan saking patuh dan tertibnya masyarakat di sana, mobil itu mundur perlahan sampai  di belakang garis sehingga tidak menganggu penyebrang jalan.

Selama di sana saya tidak mengalami hambatan yang berarti, terutama dalam bidang transportasi. kalaupun nyasar, orang-orang di sana siap menunjukkan jalan kepada kita dengan ramah. Jangan takut bertanya, warga di sana juga bisa berbahasa melayu kok. Dan satu yang paling penting, saya tidak melihat satu buah sampah pun di jalan raya, dan jalan-jalan kecil sekalipun.

"Kalau mau bandingin Jakarta jangan dengan Singapur dong yang negara maju"

Singapura kan negara yang masuk dalam regional kita juga, letaknya berdekatan dengan kita. Sebagai bahan perbandingan, harusnya kita bisa belajar dari Singapura terutama belajar dalam merancang transportasi umum di Jakarta. Untuk mengurai kemacetan di Jakarta jangan justru mengembar-gemborkan mobil murah atau mobil ramah lingkungan. Tapi lebih tepatnya perbaiki transportasi umum di kota kita, belajar tertib dan patuh terhadap peraturan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun