Mohon tunggu...
Annisa CahyaTresna
Annisa CahyaTresna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN UNNES Giat 9: Inovasi Limbah Kulit Bawang Putih Menjadi Peptisida untuk Masyarakat Dusun Ketanggen, Desa Susukan

24 Juli 2024   16:22 Diperbarui: 24 Juli 2024   16:23 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN UNNES Giat 9 Desa Susukan (Dokpri)

Susukan, 24 Juli 2024 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam program Giat 9 telah menghadirkan inovasi baru dalam pengelolaan limbah kulit bawang putih. 

Penduduk Dusun Ketanggen, yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM kerupuk bawang, sering kali dihadapkan pada masalah limbah kulit bawang putih yang melimpah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan dan meningkatkan produktivitas UMKM lokal, serta mengurangi dampak negatif limbah bawang putih terhadap lingkungan. Limbah kulit bawang putih yang biasanya dibuang kini diolah menjadi peptisida alami yang efektif untuk mengendalikan hama tanaman. Inovasi ini tidak hanya menyelesaikan masalah limbah tetapi juga memberikan nilai tambah secara ekonomi dan ekologis.

Para mahasiswa KKN UNNES mengadakan workshop dan pelatihan bagi masyarakat tentang cara mengolah limbah kulit bawang putih menjadi peptisida alami. Mereka mempraktikkan proses pembuatan peptisida dari limbah kulit bawang yang meliputi beberapa tahap: kulit bawang putih yang telah dikumpulkan dicacah, kemudian direndam dalam air selama beberapa hari untuk mengekstrak senyawa aktif. Ekstrak tersebut kemudian diformulasikan menjadi peptisida siap pakai.

KKN UNNES Giat 9 Desa Susuka (Dokpri)
KKN UNNES Giat 9 Desa Susuka (Dokpri)

Peptisida dari limbah kulit bawang putih ini memiliki beberapa manfaat utama, yaitu:

1. Ramah Lingkungan: Penggunaan peptisida alami ini mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang dapat merusak lingkungan. 

2. Efektif Mengendalikan Hama: Senyawa aktif dalam kulit bawang terbukti efektif dalam mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

3. Biaya Rendah: Pemanfaatan limbah kulit bawang yang melimpah dan mudah didapatkan membantu mengurangi biaya produksi bagi petani lokal.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Dusun Ketanggen. Para pelaku UMKM kerupuk bawang mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNNES, karena selain membantu meningkatkan kualitas lingkungan, peptisida alami ini juga memberikan solusi praktis dalam mengelola tanaman mereka.

"Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Selain mengurangi limbah, kami juga mendapatkan peptisida alami yang bisa kami gunakan untuk tanaman kami serta memberi ide untuk peluang bisnis baru. Terima kasih kepada mahasiswa UNNES yang telah membantu kami," ujar Ibu Sucy, salah satu pelaku UMKM kerupuk bawang di Dusun Ketanggen.

Kegiatan KKN UNNES ini juga mendapat apresiasi dari pemerintah Desa Susukan yang melihat potensi besar dari pemanfaatan limbah kulit bawang menjadi peptisida alami. Kepala Dusun Ketanggen, Bapak Sholihun, menyampaikan harapannya agar program ini dapat terus berlanjut dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam mengatasi masalah limbah dan meningkatkan kesejahteraan.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, mahasiswa KKN UNNES berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui program-program yang relevan dan bermanfaat. Inovasi dalam pengelolaan limbah dan pengembangan produk ramah lingkungan seperti ini sangat penting untuk mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun