Menjadi laki-laki atau perempuan berdampak pada bagaimana individu terlihat, bagaimana mereka menggerakkan badan mereka, dan bagaimana mereka bekerja, berpakaian dan bermain. Hal ini mempengaruhi apa yang mereka piker tentang diri mereka sendiri dan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka. Semua karakteristik ini dan yang lain adalah termasuk dalam kata gender; apa makna menjadi laki-laki dan perempuan.
Menghitung perbedaan antara bayi laki-laki dan perempuan adalah sedikit. Anak laki-laki sedikit lebih panjang dan berat dan mungkin sedikit lebh kuat, tetapi secara fisik lebih rentan mulai dari pembuahan. Di awal pranatal anak laki-laki lebih aktif daripada perempuan. Anak perempuan kurang reaktif terhadap stress dan lebih mungkin untuk bertahan hidup di periode infancy. Otak anak lak-laki saat lahir 10 persen lebih besar dari anak perempuan, perbedaan tersebut berlanjut hingga masa dewasa. Di sisi yang lain, dua jenis kelamin tersebut sama-sama senditif untuk menyentuh dan cenderung untuk tumbuh gigi, duduk, berdiri, berjalan, di sekitar usia yang sama. Mereka juga mencapai tonggak motorik yang lain dari masa infancy di sekitar waktu yang sama.
Orang tua cenderung berpikir bayi laki-laki dan perempuan lebih berbeda daripada mereka yang sebenarnya. Dalam sebuah studi bayi berusia 11 bulan yang baru-baru ini merangkak, ibu secara konsisten memiliki harapan yang tinggi anak lak-laki mereka akan sukses merangkak menuruni lereng daripadi untuk anak perempuan mereka. Ketika diuji di lereng, bayi laki-laki dan perempuan menunjukkan tingkat performa yang identik.
Orang tua mulai mempengaruhi kepribadian anak laki-laki dan perempuan sangat dini. Khususnya ayah, mempromosikan gender typing, proses ketika anak belajar perilaku yang sesua untuk tiap jenis kelamin berdasarkan pertimbangan budaya. Ayah memperlakukan anak laki-laki dan perempuan lebih berbeda daripada yang dilakukan ibu, bahkan selama tahun pertama. Selama tahun kedua, ayah banyak bicara dan menghabiskan banyak waktu dengan anak laki-laki.
Bagaimanapun juga, gaya fisik dalam bermain, merupakan karakteristik pada banyak ayah bukan merupakan tipe ayah yang umum di semua budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H