Mohon tunggu...
Annisa Citra Sumantri
Annisa Citra Sumantri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Hai, saya Annisa Citra Sumantri seorang mahasiswa yang mengampu pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang dengan program studi Industri Pariwisata. Menulis adalah salah satu softskill yang ingin saya kuasai.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sex Education Sejak Usia Dini, Perlu atau Nanti Saja?

10 Maret 2023   01:45 Diperbarui: 10 Maret 2023   01:52 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pelecehan seksual yang kerap terjadi umumnya pada kaum wanita seperti menjadi masalah yang terus ada dan tumbuh di kehidupan sekitar. Kasus-kasus mengenai pelecehan sering kali didengar dan dilaporkan baik ke pihak keluarga hingga pihak berwajib untuk menuntut si pelaku. 

Biasanya, musibah tersebut menimpa orang-orang dewasa atau remaja. Tetapi nyatanya, hal tersebut dapat terjadi pula kepada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar atau bahkan taman kanak-kanak. Maraknya kasus seperti ini tentu membuat prihatin betapa kejinya pelaku kepada anak yang bahkan belum diperbolehkan untuk berangkat sekolah sendirian. 

Kasus yang diketahui terjadi di Mojokerto dengan korban merupakan bocah TK berusia 6 tahun. Berita ini telah disorot sejak Januari 2023 dan sudah dibawa ke pihak berwajib. Pihak korban melalui penasihat hukum memiliki dua opsi dalam mediasi yang difasilitasi juga oleh pemerintah desa setempat.

Opsi tersebut adalah meminta keluarga dari pelaku utama yang diketahui bocah berusia 7 tahun untuk pindah rumah dan pindah sekolah agar tidak bertemu dengan korban lagi. Dan opsi kedua adalah korban meminta kompensasi Rp. 200 Juta untuk membiayai pemulihan trauma korban dan pindah dari desa tersebut.  

Melalui kasus tersebut, banyak tanggapan dari warganet yang turut prihatin dan menyatakan bahwa edukasi seksual sejak dini seharusnya dilakukan dan diwajarkan untuk meminimalisir kejadian seperti ini. 

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengedukasi anak tentang hal seksual:

1. Memberi tahu bagian tubuh dan fungsinya

Dilansir dari studi yang diterbitkan oleh Adolscent Sexuality and The Media menyatakan bahwa semakin sering anak teracuni dengan gambar seksual di media, akan lebih besar pula keterkaitan mereka dengan dalam perilaku seksual sejak dini. Meskipun begitu, edukasi seks yang benar tidak akan menjerumuskan kepada pergaulan bebas. 

Edukasi seksual sejak dini dapat membantu anak lebih megenal dan mencintai tubuhnya sendiri. Beri tahu bagian-bagian yang tidak boleh disentuh sembarangan seperti payudara, vagina atau penis serta beri edukasi mengenai fungsinya. Jelaskan mengapa tidak boleh disentuh oleh siapapun. 

 2. Pubertas yang akan terjadi

Dianjurkan untuk orang tua agar mengedukasi mengenai masa pubertas ketika sudah mendekati siklus umum pubertas (sekitar 9-10). Beri penjelasan bahwa pada anak perempuan akan mengalami menstruasi pertama, tumbuhnya payudara, bahkan rambut di ketiak atau vaginanya. Begitu juga dengan anak laki-laki yang mulai mengalami mimpi basah, perubahan suara, hingga pertumbuhan penis atau testis. Yakinkan juga bahwa hal tersebut normal dan tidak perlu malu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun