Mohon tunggu...
Annisa F Rangkuti
Annisa F Rangkuti Mohon Tunggu... Psikolog - 🧕

Penikmat hidup, tulisan, dan karya fotografi. https://www.annisarangkuti.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

WPC 22: Instagram, Mainan Asyik Bagi Pecinta Fotografi

22 September 2012   13:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:54 1532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_207237" align="aligncenter" width="384" caption="Laman profile Instagram (dok. AFR)"][/caption] SAYA belum lama mendaftar sebagai pengguna Instagram. Kira-kira 5 bulan yang lalu. Itu pun karena saya mulai aktif menjadi anggota Kampret. Mulanya saya selalu berpikir, "Apa sih asyiknya Instagram?" Jauh sebelum itu, beberapa teman saya sudah ada yang membagi foto-foto Instagram-nya di laman facebook. Saat itu saya belum tertarik sama sekali. Karena merasa saya tidak terlalu suka berbagi foto. Foto-foto yang ada di album facebook saya pun terhitung sedikit, dan kebanyakan foto-foto diri, juga foto-foto teman dan keluarga. Ada juga memang album yang memamerkan keindahan alam, tapi yaa..pastinya dengan kemampuan fotografi yang alakadar.

[caption id="attachment_207241" align="aligncenter" width="384" caption="Pilihan efek pada Instagram (dok. AFR)"]

1348320267696214488
1348320267696214488
[/caption] Tahun 2010, saya dan suami memang sudah memiliki kamera. Tapi sayangnya tak terlalu sering dipakai. Hanya kalau ada acara saja. Baik itu acara keluarga atau kegiatan apa saja yang dirasa perlu untuk diabadikan. Saya sudah sadar satu hal saat itu. Bahwa selain menulis, saya sebenarnya menyukai dunia fotografi. Meskipun sudah memiliki kamera yang bisa dikatakan bagus, tapi sama saja kalau penggunanya -terutama saya- masih gaptek soal optimalisasi penggunaan kamera. Istilah-istilahnya saja masih banyak yang belum tahu. Jadi beberapa tahun sebelum menjadi anggota Kampret pada Maret (atau April ya?) 2012 lalu, saya hanya asal jepret saja. Mana tahu saya soal komposisi, rule of thirds, exposure, autofocus, ratio, ISO, Ndeso (eh, ini sih nggak ada ya..hehe..), speed, sampai simbol F itu. Wah...pokoknya mana objek yang saya lihat bagus ya langsung klik saja. Jelas hasilnya pun sangat biasa saja. Hehehe...

[caption id="attachment_207244" align="aligncenter" width="461" caption="Sebelum (atas) dan sesudah (bawah) diedit dengan efek di Instagram. Tampak perubahan warna yang dramatis (dok. AFR)"]

13483204551187259864
13483204551187259864
[/caption] Nah, setelah berguru di Kampret, sedikit demi sedikit ilmu dan wawasan fotografi saya bertambah. Setiap hari para teman-teman Kampret mengunggah foto-foto hasil belajarnya dengan dibimbing oleh banyak teman yang di dunia nyata memang berprofesi sebagai fotografer profesional. Ha! Inilah asyiknya Ngampret, teman-teman. Dapat ilmu fotografi gratis langsung dari suhunya! Hihihi... Apalagi semua teman di situ sangat ramah, asyik dan tak pelit untuk diajak berbagi ilmu. Makin lama, saya lihat hasil foto saya sudah meningkat ke taraf lumayan. Jelas masih amatiran. Karena saya pun masih terhitung jarang menggunakan kamera. Masih kurang latihan, kurang hunting, kurang segalanya. Tapi dengan ilmu yang masih cetek itu, saya sudah senang ketika hasil foto saya diapresiasi di grup Kampret atau dimana saja tempat saya berbagi foto. Setidaknya saya sudah paham sedikit tentang komposisi, rule of thirds, atau istilah lainnya.

[caption id="attachment_207246" align="aligncenter" width="614" caption="Sunset (dok. AFR)"]

13483206271658049256
13483206271658049256
[/caption] Tapi ada satu hal yang belum betul-betul saya kuasai hingga sekarang. Saya miskin ilmu tentang olah digital, kecuali kalau hanya untuk me-resize, crop, adjusting (mengatur brightness dan contrast) dan hmmm...apa lagi ya? Saya kira baru itu saja. Paling-paling kalau saya membuka aplikasi photoshop, saya hanya memanfaatkan aplikasi untuk watermark dan mengubah-ubah tampilan foto dengan filter. Sudah. Itu saja. Lebih jauh saya masih kurang tahu.

[caption id="attachment_207247" align="aligncenter" width="461" caption="Koridor (dok. AFR)"]

1348320744386653121
1348320744386653121
[/caption] Tak lama setelah saya memiliki gadget berbasis android, saya pun mulai tertarik untuk menggunakan aplikasi Instagram. Apalagi setelah dua adik ipar saya telah lebih dulu menggunakan aplikasi itu. Saya lihat foto-foto mereka kok jadi lebih bagus ya? Oo..baru lah saya tahu setelah saya sign up jadi penggunanya. Ternyata sudah ada aplikasi langsung untuk olah digitalnya. Jadi gambar yang sebenarnya biasa-biasa saja awalnya, bisa berubah menjadi luar biasa, seolah hasil olahan fotografer profesional.

[caption id="attachment_207249" align="aligncenter" width="461" caption="Paku di antara garis bayang-bayang (dok. AFR)"]

13483208851254546036
13483208851254546036
[/caption] Nah, ini yang saya cari-cari. Jadi saya tak perlu repot (dulu) belajar tentang olah digital (dasar...mau gampangnya saja ya..hahahah...). Tinggal unggah foto yang akan ditampilkan lalu pilih jenis aplikasi filternya. Kalau ingin warna yang lebih dramatis, klik saja brightness dan contrast-nya atau blur-kan sekelilingnya dengan tilt shift, dan ta daa...jadilah foto yang bagi saya asyik dilihat.

[caption id="attachment_207250" align="aligncenter" width="461" caption="Antara Sibuhuan-Padang Sidempuan (dok. AFR)"]

13483209871180737700
13483209871180737700
[/caption] Bagus tidaknya atau menarik tidaknya foto tersebut, bisa dilihat dari banyaknya jumlah like dari akun-akun pengguna yang menyukai foto tersebut. Kalau saya sih, paling banyak 23. Hehe... Dibandingkan pengguna lain yang hasil fotonya jauh lebih bagus, saya masih kalah jauh. yang lain bisa mendapat ratusan bahkan ribuan like. Bagi saya, jumlah like ini tak masalah. Tokh, saya hanya ingin bersenang-senang, menampilkan foto-foto hasil jepretan saya ke khalayak sesama pecinta fotografi. Hehehe... Asyiknya, kita juga bisa saling berbagi dan berinteraksi soal fotografi dengan siapa saja dari seluruh dunia. Kita bisa bertanya langsung bagaimana foto bagus dari si empunya itu bisa dibuat. Dengan kamera apa? Dengan mode apa? Pakai aplikasi apa untuk meng-edit-nya? Dan seterusnya. Semakin bagus foto yang kita tampilkan dan semakin aktif kita berinteraksi, tentu akan semakin banyak jumlah pengikut (follower) kita. Ya, ini biasa kan kalau di jejaring sosial mana pun? Jadi, bolehlah mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat ini. Saya juga tak terlalu aktif atau online setiap waktu. Hanya pada saat-saat luang atau sedang ingin mencuci mata dengan melihat gambar-gambar yang indah saja. Sungguh, ini bisa sebagai bentuk rekreasi yang menarik selain menulis. Silakan mencoba... *** >> Kok jadi kaya' tulisan promo ya? Hahaha... >> Lima foto terakhir diedit dengan aplikasi Photoshake! >> Lebih jauh tentang Instagram >> Untuk melihat hasil olah digital yang menarik lainnya, sila dinikmati di sini.

13483210881148877954
13483210881148877954

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun