[caption id="attachment_169027" align="aligncenter" width="448" caption="Jangan harap koran-koran ini ada di Sibuhuan (ya iyalah..koran luar negeri..hahaha..)"][/caption]
SORE yang cukup cerah. Masih jam 3. Saya baru saja akan melangkah kembali ke rumah sehabis melepas orangtua dan saudara saya yang datang berkunjung ketika tiba-tiba saya mendengar teriakan dari arah kantin.
"Bu! Bu! Sinilah..." Dari cempreng manja suaranya, itu pasti milik Surti, penjaga kantin rumah sakit tempat suami saya bekerja. Nah, benar saja. Kini dia memanggil sambil melambai-lambaikan tangan ke arah saya. Saya kontan tersenyum tiap kali mendengar suara dan gaya manja gadis Jawa yang manis ini. Melihat kantin sedang sepi, saya pun datang mendekat.
"Kenapa, Sur?" tanya saya sambil mengambil posisi duduk di sebelahnya. Asyik juga duduk-duduk di sini, pikir saya sambil mengedarkan pandang. Selama saya tinggal di sini, saya terbilang jarang nongkrong di kantin. Bukan apa-apa. Biasanya lebih banyak petugas rumah sakit atau keluarga pasien yang memenuhi lapak yang dijagai Surti dan kakaknya, Mbak Ras ini. Lagipula, pesanan kantin bisa langsung diantar ke rumah saya di belakang rumah sakit. Delivery gratis. Terkadang pesanannya malah ngebon. Hahaha..
Dia sedang (sok) serius mengisi Teka Teki Silang (TTS) di laman sebuah koran lokal Medan. Tanpa basa-basi, dia langsung menodong saya untuk membantunya mengisi TTS-nya itu. Satu dua kata terjawab. Empat kata, lima kata. Asyik juga. Terkadang diselingi candaan sehingga membuat ramai lapak itu. Sesekali dia bilang begini,
"Nah kan, Ibu bisa. Duh, jadi malu aku yang jurusan Bahasa Indonesia." Lalu tertawa. Saya hanya mesem-mesem sambil terus asyik memikirkan kata jawaban. Halah. Sekarang saya yang malah sok serius. Hahaha..
Lalu tibalah momen yang -menurut saya- lucu itu. Saat tinggal dua kata lagi yang belum ketemu jawabannya. Iseng-iseng saya melihat tanggal di atas laman koran.
"Hah?! Ini koran tanggal 19 Februari?!" seru saya hampir histeris (agak lebay). Setelah berpandangan, kami serempak tertawa. Betul-betul terbahak kemudian saat dia menunjukkan setumpuk koran lagi di atas rak ujung sana.
"Jadi itu koran lama semua?"
"Iya, Bu. Lha ini yang dibaca orang rumah sakit sini. Bentar lagi koran-koran ini masuk ke dalem," ujarnya kalem sambil mesem-mesem.
"Apa?! Jadi orang situ baca koran tanggal lama semua?!" seru saya lalu tertawa lagi. Haduh, perut saya sampai sakit.