Kopdar kompasianer?
Sudah sering diadakan, terutama untuk kompasianer Jakarta dan Pulau Jawa pada umumnya. Mungkin juga sudah terasa biasa saja.
Tapi yang namanya kopdar masih terasa luar biasa bagi kompasianer yang berdomisili di wilayah Medan dan sekitarnya. Maklum, daerah ini belum pernah disinggahi acara-acara resmi yang diadakan Kompasiana. Saya kurang tahu juga, apakah acara resmi di kota ini belum pernah diadakan karena kompasianer Medan terhitung lebih sedikit jumlahnya dibandingkan daerah-daerah lain atau memang karena belum ada niat dari pengelola Kompasiana untuk mengadakan acara resmi di kota ini. Entahlah. Yang jelas, sudah sejak beberapa bulan yang lalu saya berkeinginan untuk mengadakan acara kopdar kompasianer Medan. Tentang hal ini, sudah pernah saya tulis di sini. Namun niat itu terhalang untuk segera dilaksanakan karena beberapa hal, terutama karena saya yang waktu itu masih berdomisili di luar kota Medan.
Meski sempat tenggelam, namun rencana yang sudah sempat dipublikasikan harus tetap diadakan. Apalagi mengingat beberapa kompasianer dari luar kota Medan dan kompasianer yang berencana mudik lebaran ke kota Medan ingin hadir di acara kopdar tersebut. Setelah berembug singkat dengan beberapa kompasianer seperti Meliana Indie dan Dee Dee Sabrina, maka dengan tetap membawa tagline Sharing Connecting, niat kopdar sekaligus silaturrahim Halal Bi Halal (karena bertepatan dengan bulan Syawal) ini insya Allah akan diadakan pada:
Hari / Tanggal    : Jumat / 17 September 2010
Tempat               : Merdeka Walk, Jl. Balai Kota, Medan*
Waktu                 : 13.30 WIB
Ada niat untuk tidak sekedar bertemu muka dan mencicipi kuliner di pusat jajanan yang terletak di jantung kota Medan itu. Ide ini pun muncul dari kompasianer asal Aceh, Risman Rachman, dimana ia mengusulkan tentang penulisan artikel yang bertema budaya dan pariwisata daerah asal kompasianer, terutama yang hadir pada kopdar tersebut. Katakanlah misalnya kompasianer yang berasal dari daerah Karo, maka diharapkan untuk menulis sesuatu yang unik tentang daerah Karo, terutama tentang kebudayaan dan pariwisatanya. Begitu juga kompasianer lain yang berasal dari daerah Simalungun, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, dan sebagainya. Akan lebih menarik lagi bila tidak hanya terbatas pada daerah-daerah di Sumatera Utara, namun juga seluruh Sumatera, mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Sumatera Barat, sampai ke Lampung. Sehingga diharapkan pada kopdar nanti juga akan turut hadir kompasianer yang berasal dari daerah selain Sumatera Utara. Kelak, bila telah menjadi sekumpulan tulisan, maka akan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi kompasianer dan diberi judul "Sumatera Menulis".
Menulis buku antologi tentang Sumatera. Hmmm...sepertinya ide yang bagus.
Ide ini pun tidak akan basi bila diusulkan menjadi ide yang sifatnya jangka panjang, asalkan masih tetap terniat hingga buku antologi ini menjadi sebuah karya nyata kompasianer Sumatera, yang terutama ditujukan sebagai salah satu bahan rujukan yang bisa diajukan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata daerah setempat. Bila ingin disebarluaskan, bisa menjadi rencana selanjutnya. Hal ini pula lah yang akan dibicarakan pada kopdar nanti. Namun demikian, mengingat ide ini masih belum matang, tidak tertutup kemungkinan jika di pertemuan nanti muncul ide-ide lain yang kira-kira bisa direalisasikan sesuai kesepakatan para kompasianer.