Terlahir dari kandunganmu membuatku merasakan kehidupan luar. Tangis kecil ku serukan karena rasa bahagiaku memberikan kebahagiaan kepada ibuku yang telah lama mengandungku selama hampir 9 bulan 10 hari. Bisik suara adzan dari sosok ayahku menenangkan sejenak tuk ku mengerti akan rasa haru dengan hadirnya diriku diantara mereka yang menantikan kelahiranku. Isap tangis seru bahagia pada tetesan air mata yang menetes di pipi ibuku. Sungguh ku merasakan dekapan hangat pada sentuhan pertama lembut kasih sayangnya.
Tahap demi tahap tumbuh kembang yang tak lepas dari pantauannya untuk mengajariku menjadi seorang anak yang akan membanggakan. Itulah cara ibu mendidik hingga aku telah sampai dimana yang merangkak menanggis hingga sekarang menjadi seorang wanita remaja yang ibuku sudah tak menyuapi dan membuatkan ku segelas susu pada malam hari.
Ku buka kenangan dalam album warna biru itu yang kadang membuat ku tertawa kecil. Dengan malu aku mengatakan pada ibu ku “ Itu aku kah ibu yang memakai topi serta gaun kecil sambil menanggis?” dan ibu ku menjawab “ Ya sayang,itu kamu saat tak mau di tinggal pergi kerja oleh ayahmu” Pipiku memerah malu selucu itu kah aku yang dulu.
Banyak hal yang aku dapatkan kini,mulai dari pendidikan sekolah sampai nasehat-nasehat yang pernah ku sepelakan dahulu ternyata berdampak baik pada diriku. Pernah ku berfikir mereka para orang tua bisanya hanya memarahi dan tidak membolehkan apa-apa yang ingin ku peroleh. Tetapi,setelah beranjak dewasa aku mulai merasakan,hal kecil dari itulah yang akan selalu ku rindukan.
Pernah berfikir “ Menjadi seorang ibu memang tak semudah berbicara”.Setelah belajar banyak hal dari mulai ilmu umum yang sering di dapat saat di bangku sekolah sampai malam harinya ngaji kitab banyak terdapat pahala yang dapat di peroleh dari seorang ibu. Memuliakan ibu kini menjadi prioritas dalam hidupku. Meski terkadang aku pernah menyesali dahulu aku sering membuat kecewa karena tingkah nakal ku. Mau bagaimana pun aku di masa lalu yang terpenting kini,aku sudah berani melangkah tuk membahagiakan ibuku. Karena surga di bawah telapak kaki ibu.
Tersadar kembali nantinya aku akan menjadi seorang ibu yang akan menjadi madrasah pertama untuk anakku kelak. Berbicara tentang menjadi seorang ibu tentunya aku juga harus berhasil dalam diriku dahulu sebelum ingin memiliki keturunan yang dapat membanggakan pula seperti apa yang di harapkan pada orang tua umumnya.
Beberapa skala prioritas yang tertulis di buka kembali mulai dari:
- Harus rajin menuntut ilmu
Ilmu pengetahuan yang mengajarkan saat kita tidak tahu menjadi seorang yang serba tahu. Di dalam Al Qur’an juga menjelaskan carilah ilmu sebanyak-banyaknya tanpa mengenal lelah hingga permasalahan usia. Dari salah satu yang akan menyelamatkan mu adalah dengan memiliki ilmu yang bermanfat. Dan pepatah mengatakan “ Belajarlah kau sampai ke negeri China”
- Pergunakan waktu sebaik mungkin
Detik waktu yang berjalan hari ini dengan kejadian yang tak akan sama akan menyadarkan jika waktu tak akan rela jika untuk menunggu orang-orang yang tak memanfaatkannya dengan baik. Mulai dari sekarang pergunakan waktu yang masih di berikan untuk melakukan hal-hal yang dapat berdampak baik untuk menjadi pelajaran hidup kedepannya.
- Mendahulukan yang penting
Tak di pungkiri kita hidup pasti memiliki permasalahan yang tak sedikit. Hal yang tak di duga-duga malah terjadi dengan tidak pada waktu yang di ingikan. Sekiranya menjadi suatu target yang harus terpenuhi sebaiknya kita mendahulukan hal yang menurut kita penting dan yang lain akan menyusul setelah hal yang dahulu terselesaikan.
- Rajin beribadah
Sebagai umat muslim beribadah kepada Alloh merupakan kewajiban yang harus di jalankan. Karena dari semua urusan dunia sholat serta sabar mu yang akan menyelamatkan mu kelak di akhirat. Kita akan kekal bersama semua amal baik serta ibadah yang telah di laksanakan di dunia.
- Menjalankan yang sunnah setelah wajib di laksanakan