Pemeriksaan feses adalah salah satu parameter pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit di laboratorium. Seperti adanya kelainan pada sistem pencernaan yang di sebut diare, infeksi parasit, perdarahan gastrointestinal, karsinoma dan sindrom malabsorbsi. Ada 3 macam dalam periksaan ini yaitu pemeriksaan maksroskopis, pemeriksaan mikroskopis dan kimia.Â
Dalam pemeriksaan makroskopis terdiri dari pemeriksaan jumlah yaitu dalam keadaan normal berjumlah 200-250 gram per hari,pemeriksaan warna tinja ada yang normal berwarna kuning coklat ada yang berwarna hijau ada yang berwarna kelabu dan berwarna merah muda, pemeriksaan bau, pemeriksaan konsistensi, pemeriksaan lendir di dalam tinja, darah, nanah, parasir serta sisa makanan.
Dalam pemeriksaan mikroskopis meliputi pemeriksaan protoza yaitu jika konsistensinya cair akan ditemukan bentuk trofozoit, telur cacing seperti ascaris lumbricoides, leukosit dalam keadaan normal terlihat di seluruh sediaan, erotrosit terlihat lesi dalam kolon rektum atau anus saja,dan epitel dalam keadaan normal bisa ditemukan sel epitel yang berasal dari dinding usus bagian distal.
Pemeriksaan darah samar atau pemeriksaan kimia feses untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak bisa di dapatkan atau di nyatakan dalam pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. Pada umumnya adanya darah dalam tinja atau feses ini dianggap abnormal.Â
Metode benzidin basa, metode benzidin dihidroklorida dan guaiak ini merupakan macam-macam metode dari pemeriksaan darah samar atau kimia feses. Hasil interpretasi dari pemeriksaan ini adalah negatif yaitu tidak ada perubahan warna atau samar hijau, positif 1 berwarna hijau, positif 2 berwarna biru bercampur hijau, positif 3 berwarna biru dan positif 4 berwarna biru tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H