Mohon tunggu...
Annisa SalsabilaLubis
Annisa SalsabilaLubis Mohon Tunggu... Diplomat - Annisa S Lubis

email annisasalsabila928@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal sang Khalifah Tangguh nan Pemaaf

2 November 2019   08:36 Diperbarui: 2 November 2019   08:42 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abu bakar dilahirkan di Makkah dari Ustman bin Abu Quhafah dan Salamah. Nama aslinya Abdul Ka'bah yang berati hamba Ka'bah, setalah masuk Islam namanya diganti menjadi Abdullah yang berati hamba Allah.

Dia orang pertama yang menyambut dakwah Nabi Muhammad tanpa keraguaan. Dia selalu mendampingin Rasullah dalam senag dan susah. Ia diberi gelar Abu Bakar oleh Rasulullah dan ia juga mendapat gelar Atiq yang berati orang paling dermawan yang menginfakkan hartanya dijalan Allah. Selalin itu ia juga dikenal dengan as-shidiq yang beartiterpercaya.

Abu Bakar terkenal dengan sosok yang menghargai integritas dan sangat memuliakan tujuan yang ingin dicapai. Ia adalah amirul hajj pertama dalam sejarah islam, karema memimpin delegasi haji ke Mekkah pada tahun 9H.

Ia memerangi orang orang yang melakukan pemberontakan, mengaku sebagai Nabi, tidak membauar zakat. Abu Bakar mengirimi pasukan dalam sebuah ekpedisi ke berbagai wilayah untuk mempertahankan agama Allah sebagai sarana diplomasi yang beliau gunakan.

Abu Bakar berhasil menyelamatkan Islam, mempertahankan batas-batas geografis, dan mempertahankan batas-batas spiritual islam.

Abu bakar merupakan sosok langka yang mampu menggabungkan natara kelemah lembutan dan ketegasan pada saat bersamaan. Siapaun yang pernah melakukan pemberontakan dan datang kepadanya untuk mengakui kesalahan, ia akan memaafkan dengan lapang dada.

Abu Bakar melanjutkan memperkuat posisinya diwilayah Utara dan Selatan Jazirah Arab. Dalam melakukan misi ini Abu Bakar berpesan kepadda utusannya untuk tidak menganiaya para petani agar tetap bisa bercocok tanam, merusak lingkungan dan lain sebagainya.

Dalam menawarkan perdamaian Abu Bakar tidak pernah mengorbankan prinsip-prinsip yang telah Rasulullah ajarkan, beliau tetap memegang teguh prinsipnya. Walaupun terdapat negosiasi, konsliasi dan kompromi ia tidak mengorbankan nilaiyang menghargai kesamaan manusia dan harkat martabatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun