Melalui sejarah dan kisah Nabi Muhammad SAW, dapat dilihat bagaimana sikap seorang diplomat saat berdiplomasi dan menghadapi suatu masalah yang gentig.
Diplomasi moral menjadi alat yang tepat untuk digunakan oleh seorang diplomat dalam menjalankan tugasnya. Sekaligus menjelaskan seorang muslim yang baik.
Adapan diplomasi moral diantaranya yaitu, pertama, mampu menguasi amarahnya, dalam keadaan yang terdesak dan memancing amarahnya, seorang diplomat perlu menjaga amarahnya agar tidak mengancam nama baik Negara yang dibawanya,
Kedua, mampu memberi maaf pada saat ia sedang marah, karena memberikan maaf saat sedang marah merupakan hal yang sulit dan sangat dihargai. Sehingga ia akan mencerminkan kualitas dan nama baik negaranya.
Ketiga, menghindari hal yang sia-sia, Karena dapat merugikan dirinya dan masyarakat di negaranya. Keempat, berdakwah dan berargumen dengan cara yang paling baik. Kelima, ucapanya selalu lemah lembut dan penuh hikmah, hal ini akan membaut diplomat terlihat berwibawa.
Keenam, kelakuannya selalu beradab, layaknya sorang diplomat yang handal dan baik, tidak meremehkan hal kecil yang ia ketahui atau lihat. Ketujuh, selalu mengatakan perkataan yang baik, sehingga tidak melukai orang lain atau kelompok lain.
Kedelapan, ada ketenangan charisma dalam ucapan-ucapannya, namun didalamnya tidak ada ambiguitis, dalam setiap perkataanya harus tegas lugas dan telah dipikirkan secara matang agar tidak mengambil tindakan yang salah.
Melalui dasar dasar diatas akan terciptanya hubungan yang baik antar sesame manusia dan menghindari dari konflik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H