Mohon tunggu...
Annisa SalsabilaLubis
Annisa SalsabilaLubis Mohon Tunggu... Diplomat - Annisa S Lubis

email annisasalsabila928@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prajurit Kedamaian itu Bernama Diplomat

2 November 2019   02:20 Diperbarui: 2 November 2019   03:03 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melalui sejarah dan kisah Nabi Muhammad SAW, dapat dilihat bagaimana sikap seorang diplomat saat berdiplomasi dan menghadapi suatu masalah yang gentig.

Diplomasi moral menjadi alat yang tepat untuk digunakan oleh seorang diplomat dalam menjalankan tugasnya. Sekaligus menjelaskan seorang muslim yang baik.

Adapan diplomasi moral diantaranya yaitu, pertama, mampu menguasi amarahnya, dalam keadaan yang terdesak dan memancing amarahnya, seorang diplomat perlu menjaga amarahnya agar tidak mengancam nama baik Negara yang dibawanya,

Kedua, mampu memberi maaf pada saat ia sedang marah, karena memberikan maaf saat sedang marah merupakan hal yang sulit dan sangat dihargai. Sehingga ia akan mencerminkan kualitas dan nama baik negaranya.

Ketiga, menghindari hal yang sia-sia, Karena dapat merugikan dirinya dan masyarakat di negaranya. Keempat, berdakwah dan berargumen dengan cara yang paling baik. Kelima, ucapanya selalu lemah lembut dan penuh hikmah, hal ini akan membaut diplomat terlihat berwibawa.

Keenam, kelakuannya selalu beradab, layaknya sorang diplomat yang handal dan baik, tidak meremehkan hal kecil yang ia ketahui atau lihat. Ketujuh, selalu mengatakan perkataan yang baik, sehingga tidak melukai orang lain atau kelompok lain.

Kedelapan, ada ketenangan charisma dalam ucapan-ucapannya, namun didalamnya tidak ada ambiguitis, dalam setiap perkataanya harus tegas lugas dan telah dipikirkan secara matang agar tidak mengambil tindakan yang salah.

Melalui dasar dasar diatas akan terciptanya hubungan yang baik antar sesame manusia dan menghindari dari konflik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun