Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan, suatu cara untuk menjaganya dengan memelihara kebersihan tangan. Saat ini banyak ditawarkan pembersih tangan berupa hand sanitizer karena penggunaannya lebih praktis.Â
Hand sanitizer (antiseptik tangan) adalah produk kesehatan yang secara instant dapat mematikan kuman tanpa menggunakan air, dapat digunakan kapan saja dan dimana saja, misalnya setelah memegang uang, sebelum makan, setelah dari toilet dan setelah membuang sampah.Â
Akan tetapi penggunaan alkohol pada kulit dirasa kurang aman karena alkohol adalah pelarut organik yang dapat melarutkan sebum pada kulit, dimana sebum tersebut bertugas melindungi kulit dari mikroorganisme selain itu dengan pemakaian yang berkepanjangan dapat menyebabkan kulit kering dan kasar.
Selain itu, hand sanitizer yang dijual di luar yang membuat kulit kering dan terkadang sulit ditemukan. Â Berdasarkan permasalahan tersebut maka muncul pertimbangan untuk menghilangkan kandungan alkohol pada sediaan hand sanitizer dengan mencoba menggunakan bahan alami dan dapat dibuat oleh masyarakat sendiri.Â
Masyarakat dapat membuat di rumah dengan itu dapat mengurangi biaya untuk membeli dan dapat menggunakan bahan-bahan alami disekitar. Ada banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami pembuatan hand sanitizer antara lain daun salam, daun kecombrang, jeruk nipis, lidah buaya, dan bahan alami lain.Â
Tanaman lidah buaya dipilih sebagai bahan aditif pada pembuatan hand sanitizer, karena sifatnya yang melembutkan. Berdasarkan hasil penelitian dilaporkan bahwa lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan dan bersifat antiseptic.
 Lidah buaya dalam penggunaannya sebagai hand sanitizer yaitu gelnya, gel lidah buaya dapat diganti dengan gel yang dijual di pasaran karena jika langsung mengambil dari lidah buaya terkadang masih meninggalkan rasa gatal dan perlu usaha yang lebih untuk mendapatkan gel lidah buaya dari tanaman langsung.Â
Selain lidah buaya, jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakan salah satu tanaman yang mudah didapatkan di lingkungan masyarakat dan banyak digunakan sebagai ramuan tradisional atau campuran sebagai perisa atau aroma. Selain digunakan sebagai aroma, jeruk nipis juga mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, seperti minyak atsiri yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri yaitu flavanoid yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aereus (kuman pada kulit) dan juga memiliki aroma yang khas.
Penulis : Annisa Kusuma Wardani/ KKN Tim II Universitas Diponegoro
Daerah KKN : Tegalgading RT 30/RW 11, Mireng, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah