Mohon tunggu...
Annisa UlianaSari
Annisa UlianaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Halo! Namaku Uli, aku adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kemitraan Vietnam-China dalam Mekanisme BRI: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Konektivitas Regional

13 Juni 2023   15:51 Diperbarui: 23 Juni 2023   21:46 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : ourpolitics.com

Vietnam merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki kebijakan luar negeri tertutup dari hubungan internasional. Hal ini mengakibatkan banyak negara yang menutup diri dan enggan melakukan kerjasama bilateral dengan Vietnam, sehingga terjadi krisis ekonomi Vietnam pada tahun 1980-an. Krisis ini mengakibatkan para stakeholder melakukan reformasi ekonomi dan politik dengan mengadopsi kebijakan integrasi internasional proaktif yang menekankan pada keterbukaan. 

Dengan adanya reformasi ekonomi, Vietnam berhasil keluar dari belenggu ekonomi yang selama ini menjeratnya. Kebijakan Doi Moi sukses membawa Vietnam dalam 'diversifikasi' dan 'multi lateralisasi' hubungan luar negerinya, terutama dengan negara-negara besar. Akibatnya arah politik luar negeri Vietnam yang semula tertutup beralih menjadi multiarah, multi ragam, independen, dan mandiri yang menekankan pada keterbukaan. Keterbukaan ekonomi menumbuhkan peluang di berbagai sektor domestik dan internasional yang berkontribusi pada pembangunan infrastruktur di Vietnam. 

Salah satu bentuk reformasi yang dilakukan adalah liberalisasi ekonomi. Liberalisasi ekonomi dilakukan melalui kerjasama bilateral dengan negara tetangga dan negara adikuasa seperti China dan Amerika Serikat. Salah satu kemitraan Vietnam dan China dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dalam mekanisme Belt and Road Initiative (BRI). Pembangunan proyek Belt and Road Initiative (BRI) merupakan proyek lanjutan dari mekanisme One Belt One Road (OBOR) yang mulai dijalankan pada 2013 oleh Presiden Xi Jinping. 

BRI merupakan mekanisme berbasis pembangunan infrastruktur, yang bertujuan untuk menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara berkembang. Proyek ini terdiri dari dua kerangka yaitu Silk Road Economic Belt dan 21st Century Maritime Silk Road. Silk Road Economic Belt merupakan jalur sutra yang menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara Eropa dengan melintasi pedalaman Asia Tengah. Selanjutnya, 21st Century Maritime Silk Road merupakan mekanisme yang menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara melalui pembangunan pelabuhan dan rel kereta api. 

BRI merupakan proyek yang mendorong aspek keterbukaan dan interkoneksi antar wilayah. Selain itu, proyek ini juga merupakan proyek berbasis investasi yang akan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak terlibat. Maka tidak mengherankan, jika dikatakan bahwa BRI memiliki "dimensi globalisasi" yang sangat kuat. Potensi yang ditawarkan oleh BRI memberi kesempatan bagi negara-negara yang dilintasi untuk memaksimalkan peluang bagi keuntungan mereka. 

Sebagai salah satu negara yang masuk dalam koridor pembangunan BRI, tentu Vietnam merasakan dampak dari adanya pembangunan proyek ini. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang "Bagaimana kemitraan Vietnam-China dalam implementasi Belt and Road Initiative untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan konektivitas regional di kawasan Asia Tenggara?"

Kasus ini dapat dianalisis dengan menggunakan kacamata liberalisme. Pendekatan liberalisme menjelaskan tentang pandangan positif sifat manusia, keyakinan bahwa hubungan internasional dapat bersifat kooperatif daripada konfliktual, dan percaya terhadap kemajuan.  Dalam liberalisme, kerjasama diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi suatu permasalahan serta menciptakan perdamaian dunia. Kerjasama menjadi titik dasar sebuah negara untuk bersikap saling kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Liberalisme melihat bahwa kerjasama yang dilakukan oleh Vietnam dan China dalam implementasi Belt and Road Initiative (BRI) memiliki peluang dalam memajukan perekonomian antara kedua negara.  

sumber : ourpolitics.com
sumber : ourpolitics.com

Kawasan Asia Tenggara didominasi oleh negara-negara berkembang yang sebagian besar di antaranya memiliki permasalahan dalam pembangunan infrastruktur, termasuk Vietnam. Kebutuhan Vietnam terhadap pembangunan infrastruktur diprediksi akan tetap meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Global Infrastructure Outlook (2016), hingga 2040 jumlah pendanaan yang dibutuhkan Vietnam bagi pembangunan infrastruktur berkisar pada USD 605 miliar. Namun, tingginya kebutuhan pendanaan infrastruktur tidak sejalan dengan kemampuan perekonomian Vietnam, sehingga Vietnam memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan China dalam pembangunan proyek BRI.

Kemitraan Vietnam dengan China dalam pembangunan proyek BRI difokuskan dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Menurut Kartini (2015), tujuan dari proyek BRI adalah memperkuat koneksi kebijakan dan kerja sama ekonomi; memperkuat koneksi koridor dan prasarana; menciptakan jalur transportasi yang menghubungkan Pasifik, Laut Baltik, Asia Tengah dan Laut Hindia; serta membangun koridor transportasi yang menghubungkan Asia Timur, Asia Barat, dan Asia Selatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun