Hubungan dalam bidang ekonomi antara Vietnam dengan Tiongkok dapat dilihat melalui kerjasama dalam ekspor beras. Tiongkok merupakan mitra dagang beras terbesar Vietnam sejak tahun 2012. Adanya peningkatan ekspor beras Vietnam ke Tiongkok disebabkan oleh gagalnya hasil panen padi di Tiongkok, karena cuaca panas yang melanda saat itu  sangat menyengat, sehingga mengakibatkan kekeringan dan kelangkaan air untuk irigasi pertanian. Adanya kegagalan panen mengharuskan Tiongkok untuk melakukan impor beras untuk mencukupi kebutuhan pangan di negaranya.
Dalam kasus ini, Tiongkok memilih untuk melakukan kerjasama impor beras dengan Vietnam. Berdasarkan data yang diambil dari USDA, Tiongkok mengimpor beras dari Vietnam sebanyak 3.483 ton pada tahun 2012 (Rizka, 2017). Kemudian, volume impor beras meningkat secara signifikan menjadi sebanyak 4.168 ton pada tahun 2013, dan bertambah menjadi 4.500 ton dan 4.700 ton pada 2014 dan 2015 (Rizka, 2017). Kebijakan impor tersebut menjadikan Vietnam menguasai pangsa pasar eskpor beras ke Tiongkok sebesar 60% (Rizka, 2017).
Dalam dinamika hubungan kerjasama diantara keduanya, terdapat tantangan yang mewarnai kerjasama ekspor beras antara Vietnam dengan Tiongkok. Adanya persaingan dalam ekspor beras antara Vietnam dengan Thailand merupakan tantangan yang nyata bagi kerjasama ekonomi Vietnam-Tiongkok. Eksportir beras Vietnam akan menghadapi banyak kesulitan dalam persaingan dengan beras Thailand. Namun, berdasarkan data dari Asosiasi Makanan Vietnam (VFA) yang mengatakan harga beras Vietnam yang lebih rendah dari Thailand, membuat beras Vietnam lebih menarik bagi konsumen Cina.
Kemudian, dinamika kerjasama ekspor beras antara Vietnam dengan Tiongkok juga diwarnai oleh meningkatnya ketegangan situasi di Laut China Selatan. Klaim kedaulatan dan integritas yang dilakukan oleh Tiongkok di Laut China Selatan mengancam kedaulatan Vietnam. Hal ini diperparah dengan pengusiran dan penangkapan kapal-kapal Vietnam yang berlabuh di dekat perairan kepulauan Paracel pada tahun 2008 sampai 2011. Tindakan tersebut mempengaruhi hubungan diplomatik antara Vietnam dengan Tiongkok, sehingga jalinan kerjasama diantara keduanya menjadi sangat kompleks, dari yang bersifat "comradeship plus brotherhood" menjadi "the most direct and most dangerous enemies" dan begitu pun seterusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H