Sampai saat ini, sampah masih menjadi masalah serius bagi lingkungan bumi kita, terutama di negara kita, Indonesia. Dilansir dari World Population Review, Indonesia masuk dalam 10 besar negara penghasil sampah plastik terbesar pada tahun 2024, mencapai 3,4 juta ton sampah per tahun. Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu metode mengurangi sampah demi menjaga lingkungan adalah "The 3Rs". 3Rs pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1970-an sebagai bentuk kesadaran publik saat itu tentang dampak konsumerisme terhadap lingkungan. 3R mencakup reduce, reuse, dan recycle sebagai prinsip-prinsip dalam rencana pengelolaan sampah yang harus dilakukan.
Prinsip pertama 3R adalah reduce. Singkatnya, ini menyiratkan pengurangan volume sampah yang kita hasilkan. Prinsip ini mengharuskan kita untuk meminimalkan penggunaan barang-barang yang berpotensi menghasilkan sampah. Misalnya, kita dapat membawa tas belanja reusable sendiri saat berbelanja daripada menggunakan kantong plastik sehingga kita telah meminimalkan penggunaan kantong plastik. Cara sederhana lainnya adalah berhenti menggunakan botol plastik sekali pakai dan mulai menggunakan botol reusable. Selain bermanfaat bagi lingkungan, mengurangi juga baik untuk mengurangi konsumerisme.
Prinsip kedua adalah reuse, yang berarti menggunakan kembali barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan. Alih-alih membuang barang-barang yang tidak terpakai, kita dapat menggunakannya kembali, baik dengan fungsi aslinya maupun penggunaan yang berbeda. Reuse sangat umum dan sering dilakukan oleh ibu-ibu Asia, khususnya dengan menggunakan kembali wadah makanan plastik dan kaleng camilan untuk menyimpan barang-barang. Contoh lain adalah mendonasikan pakaian bekas atau barang-barang yang masih layak pakai kepada mereka yang lebih membutuhkannya. Banyak orang berasumsi bahwa daur ulang lebih efektif; sebaliknya, reuse dapat lebih ramah lingkungan dalam jangka panjang.
Prinsip terakhir adalah recycle, yaitu tindakan mengolah kembali sampah menjadi barang baru sehingga jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dapat berkurang. Dengan cara ini, kita dapat memilih kemasan yang dapat didaur ulang sebagai bentuk dukungan untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Saat ini, banyak perusahaan membuat kemasan produk mereka dapat didaur ulang, seperti kardus dan kertas, daripada kemasan plastik. Daur ulang tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghemat bahan dan biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk baru.
Kesimpulannya, 3R tidak diragukan lagi merupakan suatu pengaturan untuk mengendalikan jumlah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Namun, tanpa implementasi yang konsisten dan kerjasama dari warga, tentu saja hasil yang diharapkan akan kurang maksimal. Oleh karena itu, antusiasme dan minat masyarakat dari semua kalangan tentu sangat diperlukan. Penerapan 3Rs dapat dilakukan dengan hal-hal kecil, seperti membiasakan diri menggunakan botol minum reusable dan membuang sampah sesuai jenisnya. Meskipun terlihat sepele, hal-hal kecil yang kita lakukan saat ini dapat memberikan efek kupu-kupu terhadap lingkungan dan kehidupan manusia di masa depan.
Referensi :
https://worldpopulationreview.com/country-rankings/plastic-pollution-by-country
https://www.gwp.co.uk/guides/what-are-the-3rs/#:~:text=What%20are%20the%203Rs%20(for,Reduce%2C%20reuse%2C%20recycle
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H