Seperti yang kita semua ketahui, gen Z menjadi mayoritas penduduk di Indonesia di tahun 2024 ini. Di era yang kerap disebut sebagai era globalisasi ini, dunia menjadi semakin terhubung karena perkembangan teknologinya yang begitu pusat, seakan-akan kita bisa menembus batas-batas yang dulunya sulit atau bahkan tidak bisa kita capai dengan mudah hanya berbekal sebuah smartphone. Informasi dan komunikasi berkembang menjadi lebih luas dan cepat hingga kita dapat mengakses berbagai informasi bahkan dari berbagai negara di seluruh benua.
Sayangnya, hal tersebut memiliki dampak negatif yang cukup signifikan dalam hal budaya dan nilai-nilai lokal yang semakin hari mulai menjadi semakin asing bagi para generasi muda sekarang. Budaya dan kearifan lokal mengacu pada pengetahuan, nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang telah berkembang secara turun-temurun dalam suatu masyarakat. Keunikan ini menggambarkan cara hidup, sudut pandang, dan cara khas yang ditemukan pada masyarakat tertentu untuk menghadapi tantangan di lingkungan mereka. Di bidang pendidikan, kearifan lokal dapat diimplementasikan ke dalam kurikulum pembelajaran sebagai sumber pengetahuan yang kaya, praktis, dan unik, namun tetap menanamkan nilai-nilai moral dan sosial budaya yang tidak seharusnya dilupakan begitu saja oleh generasi muda.
Alasan mengapa budaya sangat penting dalam kurikulum pendidikan adalah karena budaya adalah identitas suatu bangsa. Apabila generasi muda tidak diajarkan tentang budaya, maka budaya Indonesia yang berisi keunikan-keunikan Indonesia yang telah diwariskan turun temurun tersebut bisa tersebut dan terlupakan. Di era dimana segala macam budaya luar bisa masuk dengan mudah ini, kurikulum yang berbasis kearifan lokal memiliki tujuan untuk berfungsi sebagai tameng bagi budaya dan kearifan lokal, serta generasi muda Indonesia. Dengan hal tersebut, para siswa dan siswa bisa tetap mengenai dan mencintai budaya lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Karena hal tersebut juga, generasi muda juga tidak akan mudah kehilangan jati diri mereka sebagai Indonesia dan memiliki benih cinta terhadap tanah air.
Pada akhirnya, kebudayaan berperan sangat penting dan diperlukan dalam kurikulum pendidikan untuk menghadapi era globalisasi yang dapat menyebabkan pudarnya jati diri suatu bangsa. Dengan menerapkan nilai-nilai budaya di dalam kurikulum belajar, kita dapat melindungi dan mempertahankan kearifan lokal melalui para generasi muda yang merupakan masa depan bangsa dan negara, agar tercipta pelajar-pelajar yang berwawasan luas, namun tetap berakar kepada nilai-nilai Pancasila, serta budaya lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H