Di sebuah sekolah Menengah Pertama yang terletak di seberang jalan terlihat seorang anak laki-laki sedang mengayuh sepedanya. Anak tersebut tampak penuh dengan semangat saat menuju sekolah yang ia tuju sambil mengayuh sepedanya. Sekolah yang ia tuju bernama SMP Harapan Mulia, seperti nama sekolahnya yang penuh dengan harapan untuk menggapai mimpi yang mulia untuk seorang anak bernama Andi. Andi adalah seorang siswa yang cerdas namun terkadang ia seringkali malas belajar. Saat mau mendekati ujian semester, Andi mulai panik karena nilai-nilainya belum memenuhi standar kelulusan. Untung saja teman sebangku Andi bernama Rani selalu membantunya dalam mengerjakan tugas bahkan mereka selalu belajar saat mendekati ujian semester.
Andi: (berbicara dalam hati) "Aduh, ujian semester tinggal beberapa hari lagi dan aku masih belum siap. Bagaimana ya cara menghadapi ini?” Pungkas Andi
Saat istirahat, Andi langsung bertemu dengan teman sebangkunya, Rani untuk menanyakan perihal ujian semester.
Rani: "Andi, kamu terlihat khawatir. Ada apa?"Tanya Rani
Andi: "Rani, aku belum siap untuk ujian semester ini. Aku takut nilaiku tidak mencukupi." Jawab Andi
Rani: "Tenang saja, Andi. Kita bisa belajar bersama-sama setelah sekolah. Aku yakin kamu bisa menghadapi ujian ini dengan baik." Sahut Rani
Andi: "Benarkah? Terima kasih, Rani. Aku akan berusaha semaksimal mungkin."Ucap Andi
Setelah sekolah, Andi dan Rani pun belajar bersama di perpustakaan sekolah. Mereka saling membantu dan menjelaskan materi yang sulit satu sama lain. Dengan kerja keras dan bantuan dari Rani, Andi mulai merasa lebih percaya diri menghadapi ujian semester. Hari ujian pun tiba. Andi menjawab semua soal dengan teliti dan penuh perhitungan. Setelah ujian selesai, Andi merasa lega dan berharap hasilnya memuaskan.
Beberapa minggu kemudian, saat pengumuman nilai ujian keluar, Andi merasa deg-degan, ditambah lagi dengan nilai-nilainya yang belum memenuhi standar kelulusan tetapi dengan keyakinan diberikan oleh Rani, Andi merasa jauh lebih tenang dan percaya diri. Namun, saat melihat hasilnya, ia terkejut dan bahagia karena nilai-nilainya jauh lebih baik dari yang ia perkirakan.
Andi: (sambil bersorak) "Alhamdulillah! Terima kasih banyak, Rani, atas bantuan dan dukungannya. Tanpa kamu, aku tidak akan bisa meraih nilai ini."
Rani: "Tidak perlu berterima kasih, Andi. Kita sudah bekerja keras dan berjuang bersama-sama. Selamat ya!"