Mohon tunggu...
Annisa Aura Ramadhania
Annisa Aura Ramadhania Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

manusia yang hobinya baca

Selanjutnya

Tutup

Nature

Inilah Penyebab Banjir Semarang Menurut BNPB

13 Januari 2023   13:35 Diperbarui: 13 Januari 2023   13:41 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menurut BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, ada beberapa faktor penyebab Kota Semarang menjadi langganan banjir.

1. Faktor Cuaca
BMKG mengidentifikasi adanya sirkulasi pusat tekanan rendah di utara Australia yang mengakibatkan adanya daerah pertemuan angin dan peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Tengah, termasuk Semarang.

2. Curah Hujan Lebat Curah hujan Kota Semarang didominasi intensitas sangat lebat 100-150 milimeter yang tercatat pada automatic weather station. Curah hujan tinggi ini juga didukung oleh kelembaban tinggi dan anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa.

3.Topografi Yang Buruk
Adanya topografi atau penguraian muka wilayah yang drastis dari wilayah pesisir hingga daerah perbukitan Semarang membuat aliran di wilayah Semarang memiliki kecepatan aliran yang tinggi.

4. Konsumsi Air Tanah Berlebihan Menurut BNPB, konsumsi air tanah berlebihan memicu penurunan muka tanah loh, Engineer! Fakta menyedihkannya, dikutip dari Westland.org, tanah di Kota Semarang turun hingga 13 cm setiap tahunnya.

5. Kurang wilayah resapan air
Wilayah resapan air di Kota Semarang semakin berkurang karena adanya penggunaan lahan di Semarang hilir untuk pembangunan gedung-gedung baru. Hal ini membuat landscape tanah berubah.

6. Sistem Drainase Yang Buruk Sistem drainase dan tata kelola air di wilayah Semarang juga disebut sangat buruk. Contohnya, saluran primer yang sering tergenang. Belum lagi saluran-saluran sekunder tersier yang tidak layak disalurkan karena banyak sampah yang menyumbat drainase.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun