Perawat memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Setiap pemberian tindakan keperawatan sesuai diagnosis masing-masing pasien memerlukan perhatian penuh terhadap penerapan nilai-nilai profesionalisme dalam keperawatan yang dapat mempengaruhi kualitas perawatan pasien. Nilai-nilai profesionalisme termasuk nilai estetika memiliki pengaruh terhadap kualitas perawatan pasien yang akan dibahas secara mendalam dalam esai ini.Â
Menurut Association of College of Nursing (2022), profesionalisme didefinisikan sebagai penerapan konsisten terhadap nilai-nilai inti yang ditunjukkan melalui kerjasama antara perawat dengan profesional lainnya dalam mencapai hasil kesehatan dan kesejahteraan terbaik bagi pasien, keluarga, dan masyarakat melalui penerapan yang bijaksana dari prinsip-prinsip altruisme, keunggulan, kepedulian, etika, rasa hormat, komunikasi, dan tanggung jawab. Nilai-nilai profesionalisme keperawatan terdiri atas tujuh nilai, mencakup nilai estetika, altruisme, otonomi, integritas, martabat manusia, keadilan, dan kebenaran (Potter et al., 2021).Â
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "estetis" memiliki makna yang berkaitan dengan keindahan dan apresiasi terhadap keindahan (alam, seni, dan sastra). Maka dari itu, nilai estetika dalam lingkup keperawatan berfokus pada aspek-aspek tertentu, mencakup keindahan dan penampilan baik dari perawat, lingkungan, maupun tindakan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Penerapan terhadap aspek-aspek estetika  dapat tercermin melalui upaya perawat dalam melibatkan keindahan saat memberi perawatan sehingga mampu memberikan kenyamanan yang berdampak bagi kondisi kesehatan pasien.Â
Profesionalitas seorang perawat dapat ditunjukkan melalui upaya pemenuhan terhadap aspek estetika. Menurut Kong & Oh (2023), nilai estetika didasarkan pada moralitas dalam hubungan kepedulian (caring) memungkinkan perawat untuk melindungi dan mengangkat martabat manusia (human dignity). Maka dari itu, perawat yang peduli terhadap pasien akan berupaya menjaga penampilannya untuk tetap rapi dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh instansi kesehatan sehingga terciptanya citra positif yang berdampak bagi tingkat kepuasan pasien. Pernyataan ini sesuai dengan data survei oleh Pawłowski et al (2019) yang menyimpulkan adanya pengaruh antara penampilan seragam perawat (gaya, warna, dan estetika seragam) terhadap citra profesional perawat, persepsi pasien terkait keterampilan dan tingkat profesionalisme perawat, serta citra dari instansi kesehatan itu sendiri.
Lingkungan perawatan pasien menjadi bagian yang mempengaruhi kualitas perawatan pasien sehingga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan lingkungan sudah seharusnya difasilitasi oleh instansi kesehatan agar terciptanya suasana yang mendukung kesembuhan pasien. Penataan ruangan dalam instansi kesehatan perhatian lebih lanjut agar efek terapeutik dapat dirasakan oleh pasien, contoh upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan elemen alam pada fasilitas interior di area-area tertentu dalam instansi kesehatan. Efektivitas dari upaya ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan perawatan pasien yang memiliki aspek alam (tanaman, gambar alam, dan sebagainya) mampu mempengaruhi kondisi pasien, seperti penurunan ansietas, nyeri, dan depresi pada pasien (Jamshidi et al, 2020).
Penerapan nilai estetika terhadap setiap pemberian tindakan oleh perawat adalah hal penting yang dapat menjamin kepuasan dan kenyamanan pasien. Aspek ini dapat diaplikasikan melalui tindakan-tindakan asuhan keperawatan, seperti membalut luka pasien dengan rapi, memposisikan alat bantu pasien (selang, kabel, kateter, dan lainnya) dengan tertata, memberikan fiksasi di bagian yang tepat, dan lain sebagainya. Perhatian terhadap detail dalam setiap tindakan asuhan keperawatan mampu berdampak terhadap kondisi kesehatan melalui peningkatan kepuasan, kenyamanan, mengurangi risiko infeksi, menunjukkan profesionalisme, serta mendukung martabat pasien (human dignity).
Berdasarkan pembahasan diatas, nilai estetika dalam keperawatan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas perawatan pasien sehingga penting bagi perawat untuk mengintegrasikan nilai-nilai estetika ke dalam praktek keperawatan. Penerapan aspek-aspek nilai estetika berdampak pada persepsi pasien sehingga perawat diharapkan mampu menunjukan citra diri yang baik dan profesional agar terciptanya hubungan saling percaya dengan pasien. Oleh karena itu, keberhasilan dari pemenuhan terhadap nilai inilah yang nantinya berpengaruh terhadap penciptaan lingkungan terapeutik, pemenuhan martabat pasien, hingga tercapainya kepuasan maksimal bagi pasien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Referensi
American Association of Colleges of Nursing. (2008). The Essential of Baccalaurate Education for Professional Nursing Practice. American. Diakses dari: http://www.aacn.nche.edu/educationresources/BaccEssentials 08.pdf
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). KBBI Daring. Diakses dari: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Estetis
Jamshidi, S., Parker, J. S., & Hashemi, S. (2020). The effects of environmental factors on the patient outcomes in hospital environments: A review of literature. Frontiers of Architectural Research, 9(2), 249-263.