Korea Selatan dan Jepang merupakan dua negara maju yang berwilayah di Asia Timur. Kedua negara tersebut memiliki kedekatan secara geografis, namun sejak kapan dan bagaimanakah hubungan kedua negara tersebut?
Dimulai dari kemenangan Jepang pada perang Cina-Jepang tahun 1894-1895, dan pada perang Rusia-Jepang 1904-1905. Kemengan Jepang atas dua peperangan tersebut kemudian membuat Jepang muncul sebagai kekuatan baru di wilayah Asia Timur.Â
Kemunculan Jepang sebagai poros kekuatan baru di Asia Timur, kemudian mendorong Jepang untuk melakukan ekspansi-ekspansi wilayah, salah satunya adalah ekspansi Jepang di Korea tahun 1910.Â
Tahun 1910 ini pada akhirnya membuat Korea bergabung menjadi Koloni Jepang. Setelah berhasil mengintervensi dan menjajah Korea, Jepang akhirnya mengeluarkan kebijakan-kebijakannya untuk mengontrol Korea.Â
Kebijakan tersebut antara lain pelarangan penggunaan bahasa Korea, serta praktik Comfort Women, atau praktik dimana wanita-wanita Korea direktrut oleh tentara militer Jepang untuk memenuhi kebutuhan seks mereka. Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai sangat kejam oleh warga Korea.
Adanya praktik Comfort Women sebagai fakta historis di Korea saat pendudukan Jepang, ternyata masih meninggalkan luka yang mendalam bagi warga Korea, utamanya mereka sebagai korban praktik tersebut. Hal ini kemudian mendorong hubungan yang kurang baik antara Jepang dan Korea Selatan khususnya pada saat ini.Â
Sentimen warga Korea atas Jepang bahkan masih berlanjut di tahun 2013, hal ini dibuktikan dengan adanya poling terkait persepsi warga Korea atas Jepang, dimana 77% warganya memiliki perspektif negatif akan Jepang.Â
Hal tersebut dikarenakan warga Korea Selatan menilai permintaan maaf Jepang kepada para korban Comfort Women dan pada warga Korea Selatan tidak tulus, Jepang juga dinilai tidak mau mengakui keterlibatan tentara militer Jepang dalam praktik Comfort Women.Â
DAMAI DAN KERJASAMA
Tahun 2015 merupakan tahun yang penting bagi Korea Selatan dan Jepang, kedua negara sepakat mengakhiri konfik masa lalu, utamanya mengenai praktik Comfort Women.Â
Hal ini ditandai dengan keluarnya permintaan maaf Jepang, pembayaran denda untuk pendirian yayasan perlindungan dan dukungan kepada para korban praktik Comfort Women, serta keluarnya pengakuan Jepang akan keterlibatan tentara militer dalam praktik Comfort Women.Â