Â
Masyarakat melayu riau sangat identik dengan suka membantu, contohnya ketika salah satu anggota keluarga mengadakan acara besar seperti pernikahan, masyarakat akan saling berbondong-bondong menuju kerumah keluarga ini untuk membantu pekerjaan apa saja disana yang perlu diselesaikan.Â
Dalam hal masak-memasak anggota keluarga terlebih dahulu memberitahu kaum ibu apakah mereka memasak masakan sendiri atau dipesan. Jika memasak sendiri,kaum ibu akan berdatangan kerumah calon pengantin untuk membantu  pihak keluarga dalam mempersiapkan masakan.Â
Di hari pertama, para wanita biasanya menghaluskan bumbu masakan terlebih dahulu,atau disebut dengan "menggilieng aweh" dalam bahasa melayunya. Menggilieng dalam bahasa Indonesia ialah Menggiling sedangkan aweh adalah bumbu masakan seperti bawang,serai dll.
Menggilieng aweh ini juga menjadi kesempatan dimana para ibu saling bertemu dan bercengkrama disela pekerjaan mereka, sehingga silaturahmipun tetap terjaga. Setelah semua bumbu sudah dihaluskan, para ibu pun pulang untuk mempersiapkan pekerjaan dirumah lalu beristirahat. Dihari kedua tepat pada hari acara akan dilaksanakan, Para wanita kembali datang untuk membantu memasak, biasanya mulai dari pukul 03:00 pagi hingga selesai.
Selanjutnya untuk kaum laki-laki mereka bertugas mendirikan "togak selasa"yang merupakan sebuah tempat beralaskan papan sebagai tempat duduk yang disusun rapi dan kayu sebagai tiang untuk menyangga atapnya. Mereka datang beramai-ramai saling bergotong royong untuk mendirikan "togak Selasa" ini. Tempat ini digunakan kaum laki-laki membaca surah yasin bersama-sama sebelum akad nikah dimulai.
Dimalam sebelum akad nikah, mempelai wanita harus melalui suatu adat dalam budaya melayu Riau yaitu adat berinai. Terdapat beberapa tata tertib sebelum berinai ini, yakni
1. Do'a sebelum Khatam Quran,
Disampaikan lewat sebuah lagu. Lagunya memiliki makna yaitu semoga berkat dari Khatam Quran ini kedua mempelai bisa diberikan keberkahan dari Allah SWT di pernikahannya.
2. khatam Quran
Dimulai oleh calon mempelai wanita diikuti pengisi acara dan perempuan-perempuan yang berada disana, dibaca secara berurutan yakni membaca surah-surah di juz 30.