Banyak orangtua yang menilai anak cukup dengan mendengarkan apa yang dia katakan saja. Namun ketika anak melakukan sesuatu yang berbeda dengan apa yang diucapkan baru orang tua sadar telah salah dalam menilai anaknya.
Sebenarnya, setiap hari orang tua terbiasa berkomunikasi dengan anak tanpa ucapan atau biasa disebut dengan bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah komunikasi yang mengandung suatu pesan dan disampaikan secara non verbal atau tanpa menggunakan kata-kata.
Menurut David Cohen dalam bukunya yang berjudul Bahasa Tubuh dalam pergaulan, mengemukakan bahwa bahasa tubuh itu ternyata dapat membentuk "topeng" untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain.
Sementara menurut Alo Liliweri dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Verbal dan Non Verbal juga turut berpendapat bahwa bahasa tubuh alias gerakan tubuh ini juga termasuk dalam bagian perilaku non verbal, yang mana menyampaikan gagasan atau pesan melalui simbol komunikasi kepada orang lain.
Karena belum lancar berkomunikasi secara lisan, balita usia 1-4 tahun biasanya menyampaikan apa yang mereka rasakan atau inginkan melalui tindakan. Lalu bagaimana cara kita membaca bahasa tubuh anak? Cobalah mulai sekarang perhatikan bahasa tubuh anak dengan seksama dalam berbagai situasi, aada beberapa bahasa tubuh yang bisa kita pelajari yaitu :
Pertama : tatapan dan posisi wajah anak. Jika anak merasa nyaman saat berkomunikasi kepada kita maka tatapan dan posisi wajah anak akan mengarah kepada kita
Kedua : menggaruk hidung. Ketika anak sedang berbicara kemudian anak menggaruk hidung belum tentu dihidungnya ada sesuatu bisa jadi  si anak cenderung berkata bohong.
Ketiga : memegang telinga, ketika berkomunikasi anak memegang telinganya itu menandakan bahwa ia sedang menenangkan diri.
Keempat : mengerucutkan bibir itu berarti anak sedang menahan atau menyembunyikan sesuatu dari anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H