Mohon tunggu...
ANNISA RIDHA N
ANNISA RIDHA N Mohon Tunggu... Mahasiswa - ~

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Happines, Joy, and Sadness pada Anak Usia Dini

11 Desember 2022   18:49 Diperbarui: 11 Desember 2022   18:55 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang emosi anak. Apakah kalian sudah tahu apa itu emosi? Yuk, simak penjelasan dibawah ini.

Emosi adalah suatu perasaan serta pikiran yang khas, dimana seseorang dalam keadaan biologis dan psikologis dan juga serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan menurut para ahli yang salah satunya adalah Santrock mengatakan bahwa emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya yang mewakili kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami(Ansori, 2015). Emosi secara umum dapat diartikan dengan ekspresi yang munccul ketika seseorang dihadapkan dalam suatu masalah yang terjadi di lingkungannya. Emosi merupakan salah satu suasana yang kompleks serta getaran jiwa yang disertai atau muncul dengan terjadinya suatu perilaku. Ketika berbicara tentang emosi, biasanya kita akan terbayang mengenai suatu perasaan yang dramatis seperti amarah yang luar biasa. Ekspresi emosi akan kita kenali pada setiap jenjang usia mulai dari bayi hingga orang dewasa, baik laki-laki ataupun perempuan(Rachmawati, 2003). Emosi ini merupakan suatu keadaan yang kompleks dan dapat berupa perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai dengan perubahan biologis. Emosi ini dapat dilihat sebagai sesuatu yang positif dan negatif. Emosi yang positif ini berasal dari hubungan yang menguntungkan, contoh emosi positif adalah rasa senang, cinta, dan antusiasme. Emosi negatif ini berasal dari hubungan yang mengancam atau menyakitkan contoh emosi negatif ini adalah cemas, marah, sedih, dan rada bersalah. Emosi tidak selalu mempunyai tujuan langsung, ia lebih merupakan tentang leburan reaksi yang tak terogarnisir terhadap suatu rangsangan dari luar atau dalam. Santrock mengatakan bahwa emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya yang mewakili kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami(Ansori, 2015).

Nah, emosi anak yang akan kita bahas ini meliputi happiness, joy, and sadness. Gambaran secara umum happiness itu ketika kamu mendapatkan suatu hadiah seperti contoh sepeda baru. Joy kamu juga pasti pernah punya perasaan joy dimana perasaan ini kamu merasakan bahagia. Sadness kamu pasti pernah juga merasakan perasaan sadness seperti ketika kamu sedih saat ditinggalkan oleh orang yang kamu sayang. Emosi itu wajar karena setiap individu akan memiliki perasaan. Secara langsng kita bisa merasakan segala bentuk dari emosi seperti sedih, senang, marah, khawatir. Yuk simak penjelasan dari happiness, joy, and sadness.

1. Happiness.

Happiness ini disebut juga dengan emosi yang menggambarkan perasaan menyenangkan yang bersifat sementara. Happiness ini adalah salah satu emosi yang cenderung kepada kebahagiaan pada seseorang. Terdapat aspek-aspek kebahagiaan sebagai berikut:

a. Terjalin hubungan positif dengan orang lain.

b. Menghargai diri sendiri.

c. Optimis, sikap positif yang dapat memberikan keuntungan dalam kesehatan, panjang umur, memperoleh nilai tinggi dalam prestasi.

d. Keterlibatan penuh, hal ini bukan hanya mengacu pada karir. Namun juga dalam aktivitas lain seperti hobby.

e. Resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit dari suatu peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah dia alami.

f. Mampu mengendalikan diri.

Dapat dilihat bahwa aspek-aspek kebahagiaan adalah dengan terpenuhinya kebutuhan Fisiologis (material), kebutuhan psikologis (emosional), sosial, dan terpenuhinya kebutuhan spiritual.

2. Joy

Jika happiness adalah emosi atau perasaan yang menyenangkan dan bersifat sementara. Lain halnya dengan Joy. Joy merupakan sebuah emosi yang menggambarkan kebahagiaan mendalam atau lebih ke suka cita. Joy ini menunjukkan kebahagiaam yang lebih ke rasa syukur kepada Tuhan, yang kemudian menyebabkan kebahagiaan ini bersifat panjang. Salah satu contohnya adalah ketika seseorang yang menantika pekerjaan akhirnya diterima diperusahaan tempat dia melamar. Hal ini akan timbul rasa syukur yang tinggi kepada Tuhan. 

3. Sadness. 

Sadness merupakan suatu emosi yang menggambarkan kesedihan. Namun banyak yang mengira emosi sadness ini sama dengan depresi. Sadness dan depresi merupakan suatu emosi yang berbeda. Depresi ini adalah ketika seorang individu mengalami kesedihan yang dapat dikatakan berkepanjangan yang kemudian seorang individu ini membutuhkan pertolongan dari sikiater. Sadness ini akan muncul ketika seseorang merasa kesepian, ditinggalkan orang yang dia sayang, serta merasa bosan. Emosi sedih atau sadness ini dapat membantu kita dalam mengenali diri kita lebih dalam. Hal ini sangat penting karena sebagai intropeksi diri kita dari yang sebelumnya. Contohnya adalah ketika kita mengalami sedih maka akan merasakan kesepian. Dari sinilah kita harus memperluas hubungan sosial dengan orang lain.

Anak usia dini pada awalnya hanya bisa mengekspresikan 2 emosi yaitu senang dan sedih. Ekspresi anak usia dini akan ditunjukkan dengan senyuman, gelak tawa, gerakan dari anggota badan. Kemudian perkembangan anak usia dini akan dimulai ketika sudah memahami cara untuk bereskpresi dengan baik. Apabila orang tua memberinya kebebasan untuk bereskpresi dan juga membantu anak untuk mengendalikan emosinya. Dalam bermain anak akan mendapatkan banyak teman. Dengan interaksinya kepada orang lain akan membuat anak merasakan bagaimana senangnya mempunyai seorang teman. Anak usia dini akan mengenal banyak orang melalui kegiatan bermain. Melalui reaksi lingkungan sosial, anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya(Rachmawati, 2003).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun